Kenangan buruk Djokovic dideportasi Australia

id tenis,Djokovic,Australian Open

Kenangan buruk Djokovic dideportasi Australia

ilustrasi - Bola resmi turnamen tenis dengan bayang-bayang seorang pemain tenis diatas tanah. ANTARA/Shutterstock/pri.

Jakarta (ANTARA) - Novak Djokovic mengakui bahwa kejadian dideportasi dari Australia adalah pengalaman yang tidak akan pernah dia lupakan, namun mencoba untuk terus maju setelah menerima sambutan hangat di Adelaide.

Bintang tenis, yang bersiap merebut gelar Grand Slam ke-22 untuk menyamai rekor Rafael Nadal pada Australian Open, kembali ke negara tersebut, Selasa, hampir setahun setelah dideportasi usai pertarungan hukum karena menolak divaksinasi COVID-19.

Djokovic dilarang kembali selama tiga tahun, tetapi Australia sejak saat itu telah mencabut persyaratan bagi pengunjung untuk menunjukkan bukti status vaksinasi, dan pemerintah Canberra bulan lalu mengkonfirmasi bahwa petenis Serbia itu dapat kembali ke negara tersebut.

"Itu salah satu hal yang melekat pada Anda, tetap bersama Anda, menurut saya, seumur hidup Anda," kata Djokovic dalam konferensi pers untuk Adelaide International, seperti disiarkan AFP, Kamis.

"Seperti yang saya katakan, (itu) sesuatu yang belum pernah saya alami sebelumnya dan mudah-mudahan tidak pernah lagi."

"Tapi itu adalah pengalaman hidup yang berharga bagi saya dan sesuatu yang akan tetap ada, tapi saya harus terus maju."

"Kembali ke Australia menunjukkan bagaimana perasaan saya tentang negara ini, bagaimana perasaan saya tentang bermain di sini."

Ketua federasi tenis Australia Craig Tiley berharap penggemar dapat menerima kembalinya Djokovic, sementara juara Australian Open sembilan kali itu mengatakan sejauh ini tidak merasa dimusuhi.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Djokovic tak bisa lupakan kejadian dideportasi dari Australia
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024