Jelang Ramadhan, Disdagin Kulon Progo jamin stok minyak goreng tingkat pedagang aman

id Minyak goreng,Kulon Progo,Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kulon Progo,Ramadhan

Jelang Ramadhan, Disdagin Kulon Progo jamin stok minyak goreng tingkat pedagang aman

Distributor minyakita mendistribusikan minyak gore ke pedagang pasar rakyat di Kulon Progo. (ANTARA/HO-Dokumen Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kulon Progo)

Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjamin stok minyak goreng di tingkat pedagang pasar rakyat aman menjelang Ramadhan 1444 Hijriah.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Kulon Progo Endang Zulywanti di Kulon Progo, Selasa, mengatakan Disdagin Kulon Progo bekerja sama dengan distributor Minyakita telah mendistribusikan 87.012 liter untuk 21 pasar rakyat.

"Stok minyak goreng di tingkat pedagang pasar rakyat aman. Realisasi distribusi Minyakita per 21 Maret sebanyak 87.012 liter," kata Endang.

Baca juga: Sebanyak 17.280 liter Minyakita didistribusikan ke pedagang pasar Gunungkidul

Ia mengatakan harga kebutuhan pokok di tingkat pedagang juga stabil tinggi. Saat ini, harga beras kualitas medium Rp12 ribu per kilogram, dan gula pasir Rp13.833 per kilogram.

Selanjutnya, minyak goreng kemasan premium Rp13.333 per liter, minyak goreng curah Rp14.333 per liter. Daging sapi kualitas satu Rp141.666 per kilogram, daging ayam Rp32.666 per kilogram dan telur ayam Rp30.666 per kilogram.

Kemudian, cabai merah keriting Rp35.800 per kilogram, cabai merah rawit Rp69.666 per kilogram, bawang merah Rp33 ribu per kilogram, dan bawang putih Rp35 ribu per kilogram.

"Harga telur ayam ras mengalami tren kenaikan dari Rp27 ribu per kilogram menjadi Rp30 ribu per kilogram karena mulai banyak permintaan," katanya.

Salah satu pedagang Pasar Bendungan Sukasih mengatakan tingginya harga kebutuhan pokok dikarenakan tingginya permintaan masyarakat.

Meski begitu, Sukasih justru tidak untung karena masyarakat cenderung membeli daging ayam di pinggir jalan alih-alih di pasar rakyat. Harga yang dipatok penjual daging pinggir jalan jauh lebih murah sehingga menarik minat masyarakat.

"Dampaknya bagi pedagang ya sekarang sepi, apalagi yang di dalam Pasar Bendungan. Beda sama yang pinggir jalan, karena banyak yang dijual di bawah harga," katanya.

Baca juga: KPPU menemukan praktik penjualan bersyarat Minyakita di DIY