Kemenag DIY gencarkan bimbingan calon pengantin untuk mencegah stunting

id stunting,Kemenag DIY,bimbingan calon pengantin

Kemenag DIY gencarkan bimbingan calon pengantin untuk mencegah stunting

Sejumlah warga menghadiri penyaluran beras bantuan Fortivit di rumah jabatan Bupati Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Senin (26/7/2021). ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/foc.

Yogyakarta (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Daerah Istimewa Yogyakarta menggencarkan Program Bimbingan Calon Pengantin 100 Persen pada 2023 untuk membantu mencegah kasus stunting pada anak di provinsi ini.

"Ini program unggulan kami untuk mencegah stunting, jadi seluruh pasangan calon pengantin yang menikah di Yogyakarta wajib dibimbing lewat bimbingan kesehatan menjelang perkawinan," kata Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kemenag DIY Jauhar Mustofa di Yogyakarta, Rabu.

Program tersebut merupakan tindak lanjut dari Surat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY No B-095/Kw.12.5/ KP.02.2/01/2023 pada 3 Januari 2023 tentang peningkatan layanan bimbingan perkawinan calon pengantin dengan target layanan 100 persen.

Ia menyebut jumlah calon pengantin di DIY rata-rata mencapai 21.000 per tahun.

Meski demikian anggaran bimbingan calon pengantin dari Kemenag RI selama lima tahun terakhir rata-rata menjangkau 30-40 persen dari total jumlah tersebut.

"Karena tahun ini targetnya 100 persen maka ada yang beranggaran dan ada yang tanpa anggaran atau mandiri," kata dia.

Untuk bimbingan tanpa anggaran, Kanwil Kemenag DIY tidak mendatangkan fasilitator dari eksternal, melainkan cukup didukung pegawai dari kantor urusan agama (KUA) di masing-masing wilayah.

Jauhar optimistis Program Bimbingan Calon Pengantin 100 Persen efektif mencegah stunting karena calon pengantin mendapatkan panduan terkait dengan pemenuhan gizi anak dan gizi calon pengantin sebelum menikah sehingga tidak melahirkan anak stunting.

Selain itu, katanya, calon pengantin mendapat bimbingan terkait dengan cara membina keluarga dengan benar.

"Rata-rata calon pengantin tidak punya pengetahuan terkait itu sehingga perlu kita siapkan dari awal sehingga punya ilmu membangun keluarga. Terjadinya perceraian juga karena mereka enggak punya ilmu itu," kata dia.

Kanwil Kemenag DIY juga mengoptimalkan program bimbingan pranikah bagi remaja usia sekolah dengan menggandeng seluruh guru bimbingan konseling (BK) yang tahun ini menyasar madrasah aliah di lima kabupaten dan kota di provinsi tersebut.

Berdasarkan data Dinkes DIY, prevalensi kasus stunting di provinsi itu pada 2019 mencapai 21,04 persen, pada 2021 turun menjadi 17,3 persen, dan pada 2022 turun menjadi 16,4 persen.

Untuk menekan kasus itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes DIY Endang Pamungkasiwi mengatakan Dinkes DIY telah membuat program pemberian nutrisi tambahan bagi ibu hamil dan anak dalam bentuk biskuit, khususnya untuk wilayah yang ditemukan kasus stunting maupun gizi buruk.

Seluruh desa di DIY, kata dia, juga telah memiliki Tim Percepatan Pengurangan Stunting (TPPS) untuk mengejar target penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024.
 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024