Disdik Sleman : Kendala akses jadi faktor anak tidak sekolah

id Dinas Pendidikan Sleman ,Anak putus sekolah ,Anak tidak sekolah ,Bupati Sleman ,Kabupaten Sleman

Disdik Sleman : Kendala akses jadi faktor anak tidak sekolah

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menghadiri workshop Penanganan Anak Putus Eekolah dan Anak Tidak Sekolah yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, di Sleman, Senin (4/12/2023). ANTARA/HO-Bagian Prokopim Setda Sleman

Sleman (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Ery Widaryana, menyebutkan terjadinya anak putus sekolah dan tidak sekolah pada anak disebabkan oleh beberapa faktor terkait kendala akses terhadap pendidikan.

"Faktor-faktor seperti jarak, fasilitas atau biaya pendidikan dapat menjadi hambatan utama dan pendidikan sebagai hak asasi manusia," kata Ery pada workshop Penanganan Anak Putus Eekolah dan Anak Tidak Sekolah, di Sleman, Senin.

Kegiatan workshop yang dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya putus sekolah dan tidak sekolah di Kabupaten Sleman ini juga dihadiri sekaligus dibuka oleh Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo.

Ery menyebutkan kegiatan ini menyasar 205 anak putus sekolah dan anak tidak sekolah di Kabupaten Sleman tahun 2023.

"Tujuan kegiatan ini untuk memastikan bahwa program yang dimiliki Pemkab Sleman terkait hal ini bisa berjalan dengan baik, dan memberikan manfaat kepada anak-anak tersebut," katanya.

Ia mengatakan, melalui penyelenggaraan workshop penanganan anak putus sekolah dan anak tidak sekolah ini, diharapkan dapat memberikan solusi konkret dan strategi untuk mengatasi masalah pendidikan yang dihadapi oleh anak putus sekolah dan anak tidak sekolah.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyebut permasalahan anak putus sekolah dan anak tidak sekolah harus ditangani dengan baik oleh berbagai pihak terkait. Terutama di era globalisasi seperti saat ini yang menuntut tenaga kerja memiliki keterampilan semakin meningkat.

"Bahkan program Pemkab Sleman adalah anak kuliah, sampai sarjana. Kami sudah MoU dengan Amikom dan Unisa Yogyakarta dan ini akan kerja sama juga dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Tahun ini ada hampir 600 anak yang dikuliahkan, kami anggarkan Rp15 miliar," katanya.

Menurut dia, diperlukan kolaborasi dan peran aktif dari berbagai pihak, baik orang tua, lingkungan, pemerintah dan lainnya agar program ini dapat berjalan dengan baik.

"Dengan begitu, diharapkan anak usia sekolah di Kabupaten Sleman dapat menjadi generasi unggul yang siap mendukung dan berkontribusi dalam pembangunan di Kabupaten Sleman nantinya," katanya.

Kegiatan ini diikuti oleh 80 orang yang terdiri dari satuan tugas (satgas) penanganan anak putus sekolah dan anak tidak sekolah, Dinas Pendidikan Sleman, Dinas Sosial Sleman, Dinas Kesehatan Sleman, Dinas Tenaga Kerja dan Sosial, Balai Latihan Kerja (BLK), Kanwil Kemenag Sleman, Bappeda Sleman dan lainnya.

Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sleman, DPRD Kabupaten Sleman, Ketua Satgas Anak Putus Sekolah dan Anak Tidak Sekolah, Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman.
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024