Bandarlampung (ANTARA) - Genia Visinema baru saja meluncurkan sebuah film yang sarat dengan nuansa bahasa daerah, berjudul Rindu Arini. Film ini bertujuan untuk melestarikan bahasa daerah yang semakin terpinggirkan akibat arus globalisasi dan modernisasi yang kian mendominasi.
"Kami kembali meluncurkan film layar lebar berbahasa Lampung berjudul 'Rindu Arini'. Film ini menjadi salah satu bentuk kepedulian terhadap budaya lokal yang kian tergerus modernisasi," kata Sineas Lampung yang juga Sutradara Film Rindu Arini, Rizqon Agustia Fasha, Kamis.
Rizqon menambahkan bahwa film ini bukan hanya sebuah hiburan, tetapi juga sebuah kisah yang menginspirasi tentang perjuangan dan impian, serta menawarkan pengalaman sinematik yang berbeda.
"Di separuh film dialognya menggunakan bahasa Lampung. Dengan durasi 120 menit, film ini bertujuan tidak hanya sebagai hiburan tetapi juga sebagai sarana edukasi dan apresiasi terhadap warisan budaya Lampung," kata dia.
Film ini menceritakan perjalanan seorang gadis bernama Arini (10 tahun), yang merindukan kedua orang tuanya yang telah lama merantau ke Jakarta.
"Didorong oleh kerinduan yang mendalam, Arini berusaha mengumpulkan uang untuk ongkos perjalanan ke ibu kota. Dalam upayanya menabung, dirinya membantu Abah Musa (60 tahun) menjual soto berkeliling kampung, penjual soto legendaris yang juga memiliki kisah hidup penuh makna," kata dia.
Melalui kisah Arini, film ini menggambarkan berbagai aspek kehidupan masyarakat Lampung, mulai dari semangat gotong royong, kerja keras, hingga nilai-nilai kekeluargaan yang masih hidup dalam budaya masyarakat setempat.