160 lukisan Lempad dan keluarganya dipamerkan

id 160 lukisan lempad

160 lukisan Lempad dan keluarganya dipamerkan

Almarhum I Gusti Nyoman Lempad (tengah) (Foto antaranews.com)

Denpasar (Antara Jogja) - Sebanyak 160 lukisan karya maestro seni lukis Bali I Gusti Nyoman Lempad (alm) beserta keluarganya dipamerkan di Dewangga Hause of Lempad perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar selama sebulan, 27 Juli-28 Agustus 2014.

"Pembukaan pameran tersebut dilakukan bersamaan dengan peluncuran buku Lempad for The World," kata Ketua panitia pameran tersebut Ketut Budiana didampingi penulis buku I Wayan Seriyoga Parta dan Gusti Putu Oka di Ubud, Kamis.

Buku setebal 146 halaman yang dicetak dalam kertas berwarna itu itu menguraikan perjalan hidup dan aktivitas I Gusti Nyoman Lempad, seorang seniman besar dalam jati diri dan pengabdiannya kepada Bali.

Selain karya lukis juga ditampilkan karya patung dan topeng, namun separuhnya merupakan koleksi I Gusti Putu Suteja beserta keluarga dan sisanya koleksi Daniel Jusuf.

"Pameran tersebut rencananya dibuka Gubernur Bali Made Mangku Pastika," ujar Ketut Budiana yang juga seniman andal yang sukses menggelar pameran di tingkat lokal Bali, nasional dan internasional.

Kegiatan pameran selama sebulan penuh itu dimaksudkan sebagai rasa hormat kepada almarhum I Gusti Nyoman Lempad yang sanggup memberi warna yang indah terhadap khasanah seni rupa Bali khususnya, Indonesia dan dunia pada umumnya.

Karya-karyanya mencerminkan pembaharuan dari seni lukis klasik ke modern, sekaligus pendobrak yang mampu menyuguhkan karya seni dengan corak yang khas.

Sebagian besar representasi karya Lempad adalah hitam putih, hanya memakai pensil, tinta, dengan gradasi hitam putih dan beberapa ada yang berwarna.

Warna yang kerap dipakai  berkisar merah, putih dan hitam, juga sedikit aksen warna emas.

Hal ini menurut salah satu cucunya Gusti Nyoman Darta, merupakan sebentuk penghayatan nilai filosofi Tri Datu  (merah, putih, hitam), berpadu dengan nilai keilahian yang disimbolkan dengan prada (emas).   
   
Konsep tersebut sering diungkapkan dan didiskusikan oleh Lempad dengan Cokorda Lingsir di Puri Saren Kauh, dan ia pun mendengarkannya dengan seksama. Nilai filosofi lainnya yang berkaitan dengan teknik yang paling berkesan.

Kekuatan karya Lempad yang banyak menjadi koleksi museum dan pencinta seni di berbagai negara  belahan dunia terletak pada kemurnian garisnya yang terlihat mengalir dibuat dalam satu tarikan tanpa terputus.

Hal itu tidak seperti lazimnya lukisan tradisional Bali terutama gaya Ubud yang cenderung tak membiarkan ada bidang kosong, namun Lempad justru sebaliknya sangat mempertimbangkan ruang kosong dalam komposisi karyanga, ujar Ketut Budiana.

(I006)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024