Yogyakarta (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta mengumpulkan sekitar 600 relawan yang tergabung dalam beberapa komunitas sebagai salah satu persiapan menghadapi bencana yang berpotensi terjadi saat musim hujan.
"Kegiatan ini merupakan upaya persiapan menghadapi bencana saat musim hujan dengan saling menyinergikan komunikasi antara relawan dengan pemerintah sehingga penanganan bisa dilakukan cepat apabila terjadi bencana," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Agus Winarto di sela-sela sarasehan relawan di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, persiapan menghadapi bencana yang berpotensi terjadi pada musim hujan masih dilakukan sepotong-sepotong yaitu untuk khusus relawan atau khusus untuk pemerintah saja.
"Kegiatan yang sifatnya menggabungkan berbagai unsur baru dilakukan sekarang. Harapannya, seluruh pihak bisa membangun komunikasi yang baik. Komunikasi menjadi faktor penting dalam penanganan bencana," katanya.
Selain diikuti relawan yang tergabung dalam Forum Relawan (For) Yogyakarta, kegiatan sarasehan itu juga diikuti fasilitator kampung tangguh bencana di Kota Yogyakarta.
Kota Yogyakarta mulai membentuk kampung tangguh bencana pada 2013 dengan menetapkan 10 kampung sebagai "pilot project" dan dilanjutkan pada 2014 dengan menambah 25 kampung. BPBD Kota Yogyakarta berencana menambah 20 kampung tangguh bencana pada 2015.
Agus menyebut, menajemen penanggulangan bencana sudah mulai diubah dari yang semula bersifat reaktif setelah ada bencana, kini sudah mulai diubah menjadi antisipatif.
"Penanganan bencana tidak bisa hanya diserahkan kepada pemerintah saja, tetapi juga menjadi tugas dari masyarakat," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta Titik Sulastri yang menyampaikan sambutan dari Wali Kota Yogyakata Haryadi Suyuti mengatakan, kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan seluruh pihak terhadap ancaman bencana saat musim hujan.
"Ada beberapa potensi bencana yang mungkin terjadi saat musim hujan, seperti banjir, kebakaran, tanah longsor, puting beliung. Sisa material erupsi Gunung Merapi pun dimungkinkan masih bisa menimbulkan banjir lahar dingin di sungai yang berhulu di Gunung Merapi," katanya.
Masyarakat, lanjut dia, mau tidak mau harus hidup bersama dengan bencana sehingga perlu terus meningkatkan kewaspadaan dan memiliki pengetahuan serta keterampilan mitigasi bencana.
Di dalam kegiatan tersebut, relawan mengusulkan agar Pemerintah Kota Yogyakarta mengeruk Sungai Code sebagai antisipasi banjir lahar dingin serta menambah peralatan penanggulangan bencana di wilayah.
BPBD Kota Yogyakarta telah menyiapkan masing-masing satu mesin pompa air dan gergaji mesin di tiap kecamatan dan peralatan di markas BPBD Kota Yogyakarta yang bisa digunakan sewaktu-waktu saat ada bencana.
(E013)
Berita Lainnya
Wisatawan Museum Batik Pekalongan, Jateng, dilatih cara membatik
Rabu, 24 April 2024 19:51 Wib
Pemkot Yogyakarta gelar upacara adat Mitoni untuk tekan stunting
Senin, 22 April 2024 10:49 Wib
Festival Rimpu Mantika 2024 promosikan potensi tiga daerah gaet wisatawan
Senin, 22 April 2024 6:32 Wib
Pj Wali Kota Yogyakarta tak temukan ASN bolos kerja pascalebaran
Rabu, 17 April 2024 17:37 Wib
Yogyakarta skrining kesehatan seluruh ASN pascalebaran
Rabu, 17 April 2024 14:58 Wib
17 ribu wisatawan banjiri Sabang, Aceh
Senin, 15 April 2024 13:32 Wib
Pemilir diminta jaga stamina-cek kendaraan
Sabtu, 13 April 2024 4:51 Wib
Pemkot Yogyakarta tidak menaikkan tarif parkir saat libur Lebaran 2024
Selasa, 2 April 2024 22:24 Wib