Pelajar deklarasi selamatkan generasi emas dari rokok

id bahaya rokok

Pelajar deklarasi selamatkan generasi emas dari rokok

Ilustrasi (ist.indonesiabebasrokok.org)

Jakarta (Antara) - Sekelompok pelajar dari siswa SMA dan mahasiswa perguruan tinggi yang dibimbing melalui Komite Nasional Pengendalian Tembakau mendeklarasikan gerakan "Selamatkan Generasi Emas" dari ancaman bahaya rokok di Gedung Stovia atau Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Jumat.

Dalam deklarasi tersebut berisi penolakan terhadap pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pertembakauan oleh DPR dan menteri perwakilan pemerintah.

Selain itu juga disebutkan bahwa pelajar tersebut menggugat Menteri Perindustrian untuk mencabut peraturan menteri tentang roadmap industri hasil tembakau dengan menargetkan 520 miliar batang rokok pada 2020.

Deklarasi tersebut menudukung pula Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-2019 untuk menurunkan prevalensi perokok.

Dukungan juga diberikan terhadap kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah, serta mendesak Presiden Joko Widodo untuk mengaksesi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) World Health Organization sebagai solusi masalah pertembakauan.

Dalam kesempatan tersebut Komite Nasional Pengendalian Tembakau memberikan penghargaan kepada empat pihak yang dinilai mendukung pengendalian tembakau di Indonesia yakni Wali Kota Bogor Bima Arya, pengusaha supermarket asal Yogyakarta Noor Liesnani Pamella, Beritasatu Media Holdings, dan budayawan Taufik Ismail.

Bima Arya diapresiasi karena mendukung penerapan dan penegakan Peraturan Daerah Nomor 12/2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Kota Bogor serta penegakan Perda Nomor 1/2015 tentang penyelenggaraan reklame yang melarang segala bentuk iklan, promosi dan sponsor produk tembakau.

Noor Liesnani yang merupakan pengusaha ritel diberi penghargaan karena tidak menjual rokok di supermarketnya. Beritasatu juga diberi penghargaan karena tidak menerima iklan rokok untuk seluruh grup media jaringannya sejak 2011.

Sedangkan Taufik Ismail diapresiasi atas dedisaki dan peran dalam diseminasi informasi pengendalian tembakau melalui karya dan pengabdiannya. ***4***
(A071)
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024