Sleman, (Antara Jogja) - Petani tembakau di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menghadapi cuaca ekstrem yang berupa kemarau basah ini memilih untuk tidak menanami seluruh lahan mereka dengan tanaman tembakau.
"Petani tembakau hanya menanami sekitar 30 persen dari total luas lahan garapan miliknya. Ini dilakukan karena pada masa panen pertama, hampir sebagian besar petani gagal tanam karena bibit mati akibat terguyur hujan," katanya Bendahara Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Sleman Supardi.
Menurut dia, untuk antisipasi kerugian petani seperti peristiwa cuaca ekstrem pada 2010 para petani menanami sebagian lahan mereka dengan kacang-kacangan, cabai, tomat dan bawang untuk sementara.
"Ada sebagian petani yang tengah memasuki masa tanam kedua. Ini dikarenakan masa tanam pertama mereka gagal. Sedangkan bagi tembakau yang berhasil tumbuh, kini tengah memasuki masa pemberian pupuk dan pencangkulan tanah di sekitar tanaman tembakau," katanya.
Ia mengatakan, petani tembakau juga dipusingkan dengan penerimaan gudang hanya hanya mencapai 25 persen.
"Ini dikarenakan pihak gudang khawatir dengan kualitas tembakau di musim kemarau basah. Belum lagi, harga tembakau saat ini tidak memiliki kejelasan karena kualitas panen belum diketahui," katanya.
Salah satu petani tembakau di Kecamatan Prambanan, Sleman Wasiman mengatakan akibat hujan cuaca ekstrem dirinya mengalami kerugian hingga Rp2 juta.
"Ribuan bibit tanaman tembakau yang ditanam di lahan seluas 2.500 meter persegi yang baru berusia lima hari mati diguyur hujan. Kerugian ini didasarkan atas harga bibit tembakau bligon seharga Rp70 per batang dan Rp500 ribu untuk biaya pengolahan dua kali," katanya.
Menurut dia, penanaman ulang bibit tembakau diawali dengan meratakan tanah dengan traktor, kemudia dilakukan pembuatan lubang serta penyiraman dan pemupukan.
"engan kondisi seperti ini, bukan tidak mungkin kualitas tembakau mengalami penurunan. Tahun lalu saja, harga tembakau berada dikisaran Rp140 ribu per kilogram. Harapan kami bisa mencapai Rp160 ribu per kilo," terangnya.
Kepala Seksi (Kasi) Bina Produksi Bidang Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Siti Rochayah mengakui adanya penurunan luasan tanam petani pembakau. Tahun lalu luasan lahan yang ditanami sekitar 1.320 hektare.
"Tahun ini kami prediksi hanya setengahnya saja. Atau bahkan bisa jadi di bawahnya," katanya.
(U.V001)
Berita Lainnya
Kurangi kebiasaan merokok dengan tembakau alternatif, ungkap pakar
Sabtu, 9 Maret 2024 0:52 Wib
Vape dan rokok miliki kandungan berbahaya sama
Kamis, 7 Maret 2024 10:06 Wib
Tembakau alternatif alih kebiasaan merokok, klaim Akvindo
Selasa, 5 Maret 2024 7:47 Wib
Kurangi merokok, tembakau alternatif
Selasa, 20 Februari 2024 6:08 Wib
Tekan prevalensi merokok di Indonesia, tembakau alternatif
Selasa, 6 Februari 2024 5:49 Wib
Ibu setop merokok saat hamil, saran dokter
Rabu, 31 Januari 2024 4:36 Wib
Buruh dan petani tembakau Jateng resah dengan RPP Tembakau
Minggu, 24 Desember 2023 6:50 Wib
CHED ITB-AD: Butuh kerja sama kendalikan produk tembakau
Kamis, 30 November 2023 7:20 Wib