Dinas menerjunkan petugas pantau lokasi pemotongan kurban

id Gunung kidul

Dinas menerjunkan petugas pantau lokasi pemotongan kurban

Pemkab Gunung Kidul (Foto Istimewa)

Kulon Progo, 1/9 (Antara) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menerjunkan 188 petugas untuk memantau 1.300 titik pemotongan hewan kurban yang tersebar di 12 kecamatan.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Drajat Purbadi di Kulon Progo, mengatakan pemantauan dilakukan pada hari H Idul Adha dan tiga hari tasyrik atau Jumat (1/9) hingga Senin (4/9).

"Sampai saat ini, kami belum mendapat laporan adanya temuan hewan kurban yang terkena penyakit cacing hati. Kalau ada yang ditemukan terkena cacing hati, kalau kondisinya parah diafkir. Tapi kalau hanya sedikit yang kena, bagian yang kena disingkirkan, lainnya bisa dikonsumsi," kata Drajad.

Ia mengimbau masyarakat mengelola daging hewab kurban dengan higienis. Dalam memotong-motong daging kurban harus disediakan alat dan tempat pemotong yang benar-benar bersih.

"Jeroan jangan dicuci di sungai atau parit karena justru bisa tercemar bakteri tertentu yang ada di sungai atau parit," katanya.

Salah satu petugas pemantau hewan kurban wilayah Kecamatan Wates Eko Sulistyadi mengatakan pihaknya menemukan ada dua sapi kurban yang terkena cacing hati yakni Masjid Agung Kulon Progo dan di masjid di Klayonan, Wates.

Menurut Eko, masih ditemukannya hati sapi terkena cacing karena sapi-sapi kurban yang ada tidak 100 persen dari Kulon Progo tetapi ada juga yang berasal dari luar. Sapi-sapi yang berasal dari Kulon Progo sendiri sebenarnya sudah dilakukan antisipasi agar tidak terkena cacing hati.

"Kami kesulitan untuk memantau yang dari luar Kulon Progo. Gejala-gejala penyakit cacing hati juga tidak terlihat secara kasat mata," katanya.

Eko mengatakan untuk pencegahan sapi terkena cacing hati, para peternak diimbau memberi obat cacing secara rutin. Selain itu hendaknya diusahakan mencari pakan ternak di daerah-daerah yang kering atau daerah yang tidak basah.

"Pakan kalau bisa difermentasi dulu sebelum diberikan ke ternak," katanya.***4***

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024