Jakarta (ANTARA Jogja) - Sejumlah jurnalis Jakarta yang mengatasnamakan Koalisi Jurnalis Anti Kekerasan berunjuk rasa untuk mengecam dan memprotes kekerasan terhadap sejumlah jurnalis oleh prajurit Marinir TNI Angkatan Laut (AL) di Padang, Sumatera Barat, pada Selasa (29/5).
Aksi unjuk rasa oleh sejumlah wartawan dari media elektronik, cetak dan on-line yang membawa poster kecaman terhadap tindakan anarkis Marinir TNI AL itu dilakukan di Bunderan Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Rabu.
Mereka menuntut agar TNI AL mengusut tuntas tindak kekerasan yang diduga dilakukan oleh belasan anggota Batalyon Marinir Pertahanan Lantamal II Padang.
Koordinator Koalisi Jurnalis Anti Kekerasan, Sukmo Wibowo, mengatakan, TNI AL juga harus mengganti biaya pengobatan para jurnalis yang menjadi korban dan mengganti semua kerusakan peralatan jurnalis.
Menurut dia, sejumlah jurnalis yang sedang meliput pembongkaran warung remang-remang di Padang, Sumatera Barat, diduga dianiaya anggota Marinir TNI AL, bahkan kamera wartawan juga dirusak.
Kamera dihancurkan
Enam orang jurnalis dianiaya sejumlah orang berseragam tentara di kawasan Kelurahan Gates Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Padang, Sumatera Barat, yakni Kamerawan GlobalTV, Budi Sunandar, terluka di bagian telinga kanan dan menerima tujuh jahitan, Kamera Budi dirampas dan hingga kini belum dikembalikan.
Sementara kamera milik kamerawan stasiun televisi lokal FavoritTV, Jamaldi, dihancurkan hingga berkeping-keping, Kontributor MetroTV, Afriyandi mengalami luka memar di bagian muka karena wajahnya dipukuli sejumlah orang yang diduga anggota Batalyon Marinir Pertahanan Lantamal II Padang.
Sebagian wartawan lain yang juga menjadi korban ialah kamerawan SCTV, kamerawan Trans7, dan fotografer harian Padang Ekspres.
Penganiayaan terjadi setelah penertiban terhadap sejumlah kedai yang diduga sebagai tempat praktik asusila, yang dilakukan Satpol PP Kota Padang dan sebagian masyarakat.
Usai penertiban, sebagian warga mulai dianiaya sejumlah orang berseragam tentara yang lalu merembet pada penganiayaan terhadap para wartawan tersebut.
Oleh karena itu, Koalisi Jurnalis Anti Kekerasan juga menuntut agar TNI AL meminta maaf kepada sejumlah media atas tindak kekerasan terhadap jurnalis dan memastikan kasus ini tidak terulang kembali.
"Dewan pers juga diminta memantau perkembangan penyelidikan dan penyidikan kasus ini," kata Sukmo.
Tak hanya itu, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono juga harus memastikan adanya jaminan keamanan dan penghormatan terhadap profesi jurnalias dalam melakukan setiap peliputan
Selain itu, mereka juga meminta kepada pemerintah, dalam hal ini Menko Polhukam Djoko Suyanto agar melakukan pemantauan terhadap jajaran TNI dan Polri agar tetap menghormati profesi jurnalias dalam melakukan peliputan.
(S037)
Berita Lainnya
Dua prajurit meninggal tersambar petir
Kamis, 25 April 2024 6:16 Wib
NATO kerahkan 33 ribu prajurit dekat perbatasan Rusia
Selasa, 23 April 2024 20:50 Wib
Pangdam sebut tak ada prajurit luka-warga mengungsi akibat ledakan gudang amunisi
Minggu, 31 Maret 2024 4:16 Wib
1.850 anak prajurit terima beasiswa Kementerian BUMN
Selasa, 26 Maret 2024 6:12 Wib
Pomdam III/Siliwangi tahan 8 prajurit TNI pelaku kekerasan atas warga Papua
Senin, 25 Maret 2024 18:16 Wib
Prabowo: Bekas prajurit gaya bicara seperti itu biasa
Kamis, 11 Januari 2024 17:59 Wib
Capres Ganjar tak rela ada prajurit TNI bertempur gugur sia-sia
Senin, 8 Januari 2024 3:12 Wib
Baca, Jokowi-Prabowo makan malam hingga istilah asing debat KPU RI
Sabtu, 6 Januari 2024 7:53 Wib