Palangka Raya dinilai cocok jadi Ibu kota Indonesia

id Palangka Raya

Palangka Raya dinilai cocok jadi Ibu kota Indonesia

Kota Palangka Raya (antara/dok)

Palangka Raya (ANTARA Jogja) - Ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah, Palangka Raya dinilai cocok menjadi ibu kota Indonesia karena wilayahnya luas, mudah ditata dan tidak pernah diguncang gempa bumi, kata Guru Besar Universitas Palangka Raya Prof HM Norsanie Darlan.

"Jika menjadi ibu kota Indonesia, Palangka Raya juga strategis letaknya karena berada di pulau terbesar dengan luas wilayah 153.800 Km persegi (7,95 persen dari luas Indonesia," katanya melalui surat elektronik kepada ANTARA di Palangka Raya, Minggu.

Dilihat dari sudut pandang ilmu pengetahuan, tambah Guru Besar Universitas Palangka Raya (Unpar) itu, Kalimantan Tengah belum pernah diguncang gempa bumi di samping posisinya berada di tengah pulau yang diperkirakan aman dari bencana tsunami.

Ada beberapa hal yang menguntungkan jika Palangka Raya dijadikan ibu kota Indonesia di masa mendatang. Daerah ini bebas dari bencana alam banjir dan mudah ditata karena lahannya tersedia luas, berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia.

Keuntungannya antara lain, Kalimantan Tengah berada di pulau besar, belum pernah terjadi gempa bumi dan tsunami, lahannya tersedia luas, tidak akan terjadi penggusuran dan letaknya strategis di tengah serta mudah komunikasi dan transportasi.

Soal sarana transportasi laut dan udara dinilai mudah karena posisinya berada di tengah-tengah, baik dari barat maupun dari kawasan timur Indonesia. Jangkauannya tidak terlalu jauh, Jakarta-Palangka Raya dapat ditempuh satu jam dan 40 menit melalui udara, ujarnya.

"Kota Palangka Raya berada di tengah-tengah negeri kita, Indonesia," katanya dan menambahkan sudah ada beberapa negara di dunia yang menjadikan ibu kota di negara bagian dan bahkan ada juga yang memisahkan kota pemerintahan dengan kota perdagangan.

Pemisahan dua kota tersebut dapat dilakukan setelah perkiraan manfaat dan mudharatnya. Pemisahan tersebut sudah dilakukan pemerintahan beberapa negara di dunia, apalagi dikaitkan dengan jumlah penduduk yang penuh sesak seperti di ibu kota Indonesia, DKI Jakarta.

Terlepas dari beberapa keuntungan tersebut, sebenarnya Presiden Soekarno sudah mencanangkan Kota Palangka Raya sebagai ibu kota negara Indonesa pada 1957, dan menurut cacatan sudah mendatangkan tenaga ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) serta Universitas Indonesia (UI) ketika itu.

"Ketika itu hanya dua ibu kota provinsi yang diberi nama "Raya", yaitu Jakarta Raya dan Palangka Raya. Penambahan kata raya pada dua ibu kota provinsi di Indonesia itu merupakan peninggalan Bung Karno," demikian HM Norsanie Darlan.

(S019)