50 sineas cilik bangkitkan dunia perfilman Indonesia

id 50 sineas cilik

50 sineas cilik bangkitkan dunia perfilman Indonesia

Ilustrasi (Foto antaranews.com)

Surabaya (Antara Jogja) - Sebanyak 50 sineas cilik dari kalangan pelajar sekolah dasar (SD) maupun sekolah menengah pertama (SMP) di Indonesia berkomitmen membangkitkan dunia perfilman nasional seiring awal eksistensi mereka melalui film perdananya, "1.000 Balon".

"Kami bangga bisa bergabung bersama puluhan sineas cilik lain di Tanah Air untuk memproduksi film layar lebar. Padahal, kemampuan kami masih jauh dibandingkan sineas yang sudah profesional," kata sutradara film "1.000 Balon" Muhammad Yunus Airlangga yang ditemui pada "road show" di Surabaya, Rabu.

Film yang didukung produsen biskuit nasional, Mondelez Indonesia melalui produk bermerek Biskuat, jelas dia, sengaja dihadirkan agar seluruh masyarakat di Indonesia, khususnya mereka yang masih usia di bawah 13 tahun untuk mulai meminati film karya anak dalam negeri.

"Sebelum memproduksi film ini, kami mendapat pelatihan dari sejumlah sineas profesional yang ditunjuk sebagai mentor," ujarnya.

Beberapa di antaranya, ungkap dia, seperti sutradara ternama Ardy Octaviand, aktris film nasional bernama Jujuk, juru kamera yaitu Agung Dewantoro, penata musik yakni Adrian Martadinata, Trisia Mawarti selaku mentor penata busana, Wencisius sebagai mentor penata artistik, dan Ilya Sigma sebagai penulis naskah.

"Suka duka mengikuti pelatihan itu memang beragam. Apalagi dalam pelatihan tersebut adik kandung saya juga ikut karena dinyatakan lulus seleksi dari total 6.700 anak yang mendaftar program 'Biskuat Kreasi Semangat'," katanya.

Pada kesempatan tersebut, "Senior Brand Manager Biskuat", Winson P Setyadi, optimistis, 50 anak yang terpilih dari program perseroannya bukan pelajar biasa mengingat mereka memiliki banyak bakat dan kemampuan mengagumkan. Penyeleksian sineas cilik berusia 7-13 tahun itu dilakukan melalui audisi di tujuh wilayah seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Palembang, Medan, dan Makassar.

"Mereka yang lulus seleksi berhak mengikuti pelatihan di 'Camp Semangat' selama dua pekan. Secara keseluruhan, proses produksi film berdurasi 70 menit ini dilakukan hanya dua pekan," katanya.

Ia menyebutkan, mulai dari penyutradaraan, penulis naskah, aktris, penata busana, penata artistik, penata musik, hingga juru kamera hampir 100 persen dilakukan oleh anak-anak tersebut.

"Kami yakin film karya anak bangsa ini dapat menjadi inspirasi anak lain di Indonesia. Bahkan bisa membuat masyarakat di Tanah Air tidak hanya sebagai penonton tapi mulai menjadi produsen film," katanya.

Dari hasil kerja keras anak-anak itu, lanjut dia, kini film 1.000 Balon yang memiliki pesan 1.000 harapan itu berhasil memperoleh pengakuan Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Film Layar Lebar Indonesia buatan anak.

"Bahkan resmi ditayangkan untuk publik di Blitz Megaplex mulai 25 Desember 2013 dan akan ditayangkan di RCTI pada 18 Januari mendatang pukul 14.30 WIB," katanya.

(KR-DYT)

Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024