Gunung Kidul (Antara Jogja) - Perkumpulan Kekuarga Berencana Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta menekan angka kematian ibu melahirkan karena yang terjadi di daerah ini tergolong cukup tinggi.
Ketua Harian Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY Budi Wahyuni di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan angka kematian ibu melahirkan mencapai 250 ibu pada 2014.
"Dua tahun terakhir, angka kematian ibu di DIY cenderung meningkat. Pada 2014 saja sudah mencapai 250 ibu yang meninggal saat melahirkan," kata Budi.
Menurut Budi, tingginya angka kematian ibu diakibatkan beberapa faktor salah satuanya selama kehamilan ibu hamil sering mengalami stres sehingga berpengaruh terhadap proses kelahiran.
"Stres bisa memicu berbagai penyakit. Apabila ini terus terjadi pada ibu hamil, akan mengakibatkan kematian," kata Budi.
Dia mengatakan stres bisa menimbulkan anemia, kurang gizi, dan dapat menimbulkan kematian.
"Dari penelitian saya, meski sudah ada wanita yang memperoleh gelar profesor tetapi mereka masih lemah di dalam keluarga, dan belum diberikan ruang untuk berekspresi," katanya.
Ia mengatakan kematian ibu melahirkan tidak didominasi pasangan usia dini. Berdasarkan peneliatian, kematian tersebut rata-rata ibu dengan umur antara 30 hingga 40-an tahun.
"Dampak pernikahan dini, pengaruhnya lebih kepada bayi yang dilahirkan," katanya.
Untuk bisa menurunkan angka kematian ibu melahirkan harus dengan cara revolusi keadilan kesetaraan gender. Keadilan dalam kesetaraan gender yang dimaksud memiliki arti luas termasuk dalam hal hubungan seksual.
"Kesetaraan gender tidak hanya dalam pendidikan dan politik tetapi juga dalam rumah tangga, perempuan harus diberikan ruang untuk memberikan keputusan," kata dia.
Aktivis Woman Research Institute (WRI) Gunung Kidul Tri Asmiyato mengatakan angka kematian ibu melahirkan di Gunung Kidul setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada 2010 angka kematian ibu melahirkan sebanyak delapan kasus, 2011 kembali meningkat menjadi 12 kasus.
"Kasus kematian ibu melahirkan terbanyak di Kecamatan Saptosari," kata dia.
Dia berharap pemerintah mulai memeberikan akses kesehatan yang merata di setiap kecamatan. "Tingginya kematian ibu disebabkan saat akan melahiran terlambat dibawa ke dokter dan terlambat ditangani," katanya.
(KR-STR)
Berita Lainnya
Disbud DIY menggelar gala premiere lima film karya sineas lokal
Jumat, 26 April 2024 23:45 Wib
Kemenkumham DIY menggencarkan edukasi pentingnya HKI kepada pelajar
Jumat, 26 April 2024 19:52 Wib
Gegana Polda DIY memusnahkan puluhan kilogram bubuk bahan petasan
Jumat, 26 April 2024 18:51 Wib
Peringati Hari Bakti Pemasyarakatan, Kemenkumham DIY ziarah di Makam Jenderal Soedirman
Jumat, 26 April 2024 9:02 Wib
KPU DIY: Penetapan caleg terpilih tunggu BRPK dari MK
Jumat, 26 April 2024 2:55 Wib
Ketua PDIP Kulon Progo resmi daftar calon bupati melalui PDIP DIY
Kamis, 25 April 2024 21:45 Wib
Melalui Indikasi Geografis, Kemenkumham DIY dukung kemajuan ekonomi lokal menuju Pasar Global
Kamis, 25 April 2024 5:50 Wib
DIY peroleh kuota 16 KK program transmigrasi
Kamis, 25 April 2024 5:39 Wib