Menanti pengembangan energi baru terbarukan pantai Bantul Oleh Heri Sidik

id PLTB

Menanti pengembangan energi baru terbarukan pantai Bantul Oleh Heri Sidik

Ilustrasi kincir angin (blog.qualitypower.co.id)

Bantul (Antara Jogja) - Sepanjang pantai selatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan karakteristik angin yang berbeda dengan daerah lain tampaknya akan menjadi kawasan pengembangan energi baru terbarukan.

Pengembangan energi baru terbarukan itu akan diwujudkan dengan pembangunan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) berupa puluhan turbin angin besar oleh investor asal Amerika Serikat (AS) yang di wilayah Yogyakarta bernama PT UPC Jogja Bayu.

Rencana pengembangan PLTB di pantai selatan Bantul dengan memanfaatkan energi bayu (angin) tersebut telah mengundang berbagai pemangku kepentingan dan pejabat pemerintah pusat untuk mengunjungi langung, sebab proyek itu didukung Presiden Joko Widodo.

Seperti Ketua Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika pada 10 November 2015 berkunjung ke Pantai Gua Cemara Bantul, salah satu kawasan yang menjadi calon lokasi proyek pengembangan PLTB yang bisa membangkitkan energi listrik 50 megawatt.

"Kami ke sini untuk mengetahui dan ingin melihat secara langsung bagaimana kondisinya terkait kesiapan dan segala macamnya," kata Ketua Komisi VII DPR yang didampingi sejumlah anggota Komisi yang membidangi energi itu.

Menurut dia, kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke pantai selatan Bantul ini terkait proyek pengembangan energi baru terbarukan yang sudah dirintis sejak beberapa tahun lalu oleh pemerintah pusat dengan menggandeng investor.

"Rencana proyek PLTB ini sudah dirintis sejak 2012, dan bahkan sudah ada MoU dengan kementerian, kemudian beberapa bulan lalu (di Pantai Gua Cemara) menjadi tempat peluncuran program 35.000 megawatt oleh Presiden Jokowi," kata Kardaya.

Oleh sebab itu, kata dia, Komisi yang salah satunya membidangi energi ini memberikan dukungan terhadap rencana pembangunan PLTB berupa turbin-turbin raksasa yang memanfaatkan tenaga angin di pantai selatan.

"Jangan sampai kami hanya mendapatkan informasinya saja, karena kami juga ingin melihat realisasinya, persiapan sudah dilaksanakan apa belum, apalagi juga ada pembangunan jalan baru (jalur jalan lintas selatan)," katanya.



Pembangunan dimulai 2016

Manajer UPC Bayu Jogja, Nico Priyambodo di Pantai Gua Cemara Bantul saat itu mengatakan, rencana pembangunan PLTB di sepanjang pantai selatan Kabupaten Bantul, DIY akan dimulai pada 2016.

"Proyek PLTB ini akan dipasang sebanyak 21 turbin angin, dan rencana pembangunannya dimulai pada 2016," kata Manajer UPC Bayu Jogja mendampingi General Manager PT UPC Cristoper.

Menurut dia, UPC merupakan perusahaan asal AS yang fokus dalam mengembangkan energi bayu, dan rencana pengembangan PLTB pantai selatan Bantul ini akan membangkitkan energi hingga 50 megawatt dengan 21 turbin atau kincir angin.

Sebanyak 21 turbin untuk pengembangan energi baru terbarukan itu akan dibangun di atas tiga jenis lahan, yakni lahan Sultan Ground (SG) atau tanah milik Sri Sultan HB X, lahan kas desa dan lahan pribadi milik warga yang sudah dibebaskan pemerintah.

"PLTB ini berjarak kurang lebih 25 kilometer menuju gardu induk Wates, Kabupaten Kulon Progo. Rencana pembangunan pada 2016, sehingga target beroperasi pada 2017 dan paling lambat awal 2018," katanya.

Ia mengatakan, lokasi turbin PLTB pantai selatan yang meliputi empat desa yakni Desa Tirtohargo Kretek, Desa Srigading dan Gadingsari Sanden serta Desa Poncosari Srandakan ini berada di antara Sungai Opak dan Sungai Progo sepanjang 70 kilometer.

"Ini karena sumber daya angin yang bagus, kemudian kemudahan yang diawarkan pemerintajh setempat, serta didukung adanya gardu listrik, dan kita melihat dari sisi modal tidak kesulitan saat bangun nanti," katanya.



PLTB untuk penuhi kekurangan energi

Ketua Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika mengatakan PLTB yang akan dikembangkan di pantai selatan Kabupaten Bantul selain untuk mendukung program pemerintah 35.000 megawatt dalam lima tahun mendatang juga untuk selamatkan Indonesia dari kekurangan energi.

"Saya sangat mendukung proyek PLTB, karena ini nantinya yang bisa selamatkan Indonesia dari kekurangan energi pada masa depan," kata dia.

Menurut dia, dikatakan bisa menyelamatkan Indonesia dari kekurangan energi, karena sumber energi dari pembangkit ini adalah bayu atau angin dan matahari yang bisa didapat dengan mudah serta tidak akan habis.

"Coba kalau kita mengandalkan energi fosil lainnya seperti minyak dan batu bara yang jelas selain merusak lingkungan juga akan habis, makanya ini potensi kita dengan manfaatkan tenaga angin dan matahari," kata Kardana.

Bahkan, menurut dia dengan adanya PLTB ini akan berdampak pada harga listrik itu sendiri yang murah nantinya, ketika sumber energi dari fosil susah didapat, atau dibanding listrik yang dihasilkan dari energi konvensional.

"Ke depan pasti harganya murah, karena mahalnya hanya pada pembangunan di awal, karena tidak ada biaya bahan bakar, dan anggin ini gratis, sehingga akan lebih murah," kata dia.

Sementara itu, ia mengatakan, pada kesempatan tersebut pihaknya juga sudah memastikan proyek pengembangan PLTB yang bisa membangkitkan energi hingga 50 megawatt itu yang tidak hanya rencana, sebab investor akan mulai pembangunan fisik pada 2016.

"Mereka (investor) bilang tahun 2016 akan mulai fisiknya, dan ini suatu proyek yang sangat bagus bagi negara dan rakyat, karena kalau kita membangun PLTB berarti untuk pembangunan masa depan," katanya.





Dukung pengambangan sektor pariwisata

Manajer UPC Bayu Jogja, Nico Priyambodo mengatakan, pengembangan PLTB di sepanjang pantai selatan Kabupaten Bantul, nantinya diharapkan dapat meningkatkan daya tarik pariwisata.

"PLTB pantai selatan akan menjadi suatu daya tarik bagi perkembangan pariwisata sehingga akan menyedot banyak wisatawan berkunjung ke Bantul, karena akan menjadi sesuatu hal yang baru," katanya.

Ia mengatakan, bahwa secara fisik pembangunan PLTB berupa pemasangan turbin mulai pada tahun 2016. Pembangunan diperkirakan membutuhkan waktu delapan bulan sehingga ditargetkan bisa beroperasi 2017 atau paling lambat awal 2018.

"Kami juga akan membangun sebuah bangunan sebagai pusat studi pengembangan energi baru terbarukan ini sehingga akan jadi pusat kegiatan wisatawan untuk mengetahui lebih dalam," katanya.

Dengan demikian, menurut Nico, adanya PLTB tersebut nantinya juga mendorong pertumbuhan usaha baru di bidang pariwisata sehingga dapat memberdayakan masyarakat dan meningkat kesejahteraannya.

"Jelas ini (PLB) akan membuka peluang bagi warga, terutama ibu-ibu dari yang sebelumnya hanya berada di rumah untuk membuka usaha," katanya.

General Manager UPC Cristoper menyampaikan terima kasihnya kepada Gubernur DIY dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul yang telah mempercayai perusahaannya untuk mendirikan PLTB di kawasan pantai Bantul.

"PLTB ini merupakan proyek energi terbarukan yang sangat bersih, tidak membawa limbah yang membahayakan lingkungan dan akan mengurangi emisi karbon dan mengurangi dampak pemanasan global," katanya.



Angkat kesejahteraan masyarakat pesisir

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, DIY meyakini pengembangan PLTB yang akan menempati lahan pantai yang meliputi tiga kecamatan yakni Kretek, Sanden dan Srandakan ini nantinya bisa mengangkat kesejahteran masyarakat pesisir.

"Kami yakin proyek PLTB tersebut akan berdampak positif dalam berbagai sektor sehingga kesejahteraan masyarakat pesisir terangkat dan kemiskinan makin berkurang," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul, Riyantono.

Menurut dia, di sektor perikanan, pertanian dan pedagangan dan akan tumbuh pesat di sepanjang pantai selatan ini, kemudian pariwisata akan terdongkrak, karena akan menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan.

Sekda mengatakan, pengembangan PLTB melalui kincir ini juga merupakan proyek rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Bantul dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan perhatikan pengetahuan ilmu dan teknologi.

"Pemanfaatan energi listrik dengan tenaga bayu (angin) ini merupakan suatu keharusan, dan kami Pemkab Bantul berharap besar proyek ini bisa direalisasi, sehingga kawasan pantai selatan Bantul akn semakin berkembang," katanya.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul, Tri Saktiyana mengatakan, lahan antarkincir PLTB yang akan dibangun di sepanjang pantai selatan wilayah setempat bukan merupakan area tertutup sehingga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi masyarakat.

Menurut dia, setidaknya terdapat 21 titik kincir angin dengan ketinggian sekitar seratus meter untuk PLTB yang akan dibangun investor UPC Jogja Bayu di sepanjang Pantai Samas hingga Baru Pandansimo.

"Kalau tinggi tiangnya bisa sampai 100 meter, sehingga akan ada lahan bebas di antara dua kincir itu, dan bisa untuk pertanian, perdagangan maupun kegiatan produktif lainnya, karena bukan area yang tertutup," katanya.

Khusus area tepat di bawah tiang kincir, lanjutnya, memang dilarang untuk kegiatan perekonomian dan nantinya akan dibuatkan semacam pagar pengaman agar tidak menggangu pengembangan energi baru terbarukan tersebut.

"Kalau sudah terbangun PLTB di Bantul ini nantinya akan membangkitkan energi listrik hingga 50 megawatt. Proyek ini merupakan pengembangan energi ramah lingkungan di Indonesia," katanya.

(KR-HRI)