Siswa berhadapan dengan hukum tetap ikuti UN

id ujian nasional

Siswa berhadapan dengan hukum tetap ikuti UN

Ilustrasi. Naskah dan lembar jawaban soal ujian nasional (UN) . ANTARA FOTO

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta tetap memberikan hak siswa sekolah menengah pertama yang sedang berhadapan dengan hukum untuk mengikuti ujian nasional seperti yang dialami dua siswa asal kota ini.

"Tetap kami fasilitasi dengan memberikan layanan pelaksanaan ujian nasional. Ada dua siswa yang berada di lapas berbeda," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Heri Suasana di Yogyakarta, Senin.

Siswa dari Lapas Sleman mengikuti ujian di sekolah dengan ruangan terpisah dari siswa lain. Siswa tersebut mengerjakan ujian nasional berbasis komputer.

Sedangkan siswa yang berada di Lapas Wonosari, Gunung Kidul, tetap mengikuti ujian di lapas dengan menggunakan metode "paper based test" atau menggunakan lembar jawab komputer.

"Setiap hari ada petugas dari Lapas Sleman yang mengantar siswa ke sekolah. Sedangkan untuk siswa di Lapas Wonosari kami mencetak soal ujian dan mengirimkannya ke siswa untuk dikerjakan. Hasil pekerjaannya dibawa kembali untuk dikirim ke pusat," katanya.

Selama mengerjakan ujian nasional setiap siswa tetap mendapat penjagaan yang cukup ketat dengan dijaga dua petugas dari lapas ditambah dua pengawas dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.

"Aturannya memang seperti itu. Jadi, selama ujian yang akan dilakukan empat hari ini ada empat orang yang mengawasi satu siswa setiap harinya," katanya.

Sedangkan untuk siswa berkebutuhan khusus, kata Edy, sudah menyediakan soal dengan huruf braille untuk siswa tunanetra atau mencetak soal dengan huruf lebih besar bagi siswa "low vision" dan memberikan tambahan waktu mengerjakan soal selama 30 menit.

"Misalnya di MTs Yaketunis, ada 13 siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti ujian nasional. Sebanyak dua siswa mengalami `low vision`, satu siswa `slow learner` dan sisanya siswa tunanetra," katanya.

Siswa di sekolah tersebut mengerjakan soal ujian di lembar jawab komputer. "Meskipun diberi tambahan waktu, namun rata-rata sudah bisa menyelesaikan soal dalam dua jam saja," katanya.

Pada pelaksanaan hari pertama ujian nasional berbasis komputer jenjang SMP di Kota Yogyakarta sempat diwarnai kendala akibat server pusat mengalami masalah. Sejumlah sekolah pun terdampak sehingga ujian terhenti sekitar 20 menit namun kembali lancar.

"Tidak ada gangguan listrik padam hari ini (Senin). Sekolah pun sudah menyediakan genset. Bahkan ada satu sekolah yang menyiapkan dua genset," kata Edy.

 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024