Kementerian Koperasi-UKM menjamin aplikasi laporan keuangan Lamikro aman

id ukm

Kementerian Koperasi-UKM menjamin aplikasi laporan keuangan Lamikro aman

Ilustrasi produk UKM (Foto antarafoto.com)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Kementerian Koperasi dan UKM menjamin aplikasi Laporan Akuntansi Usaha Mikro (Lamikro) yang ditawarkan kepada para pelaku usaha mikro aman digunakan tanpa adanya risiko kebocoran data.

Kepala Bidang Lembaga Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Anang Rachman dalam acara Focus Group Discussion bertema Aplikasi Laporan Keuangan Sederhana untuk Usaha Mikro di Jakarta, Rabu, memastikan data UKM pengguna aplikasi tidak akan bocor.

"Kode keamanan pembuka aplikasi dibuat dengan tingkat kemanan yang tinggi sehingga kekhawatiran dibobol pihak lain dijamin tidak akan terjadi," katanya.

Ia menyatakan bahwa pihaknya akan berusaha membuat aplikasi Lamikro tetap pruden dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi.

Lamikro merupakan aplikasi pembukuan akuntansi sederhana untuk usaha mikro yang bisa digunakan melalui ponsel pintar dengan sistem operasi berbasis Android.

Pertama kali Lamikro diluncurkan oleh Menteri Koperasi dan UKM A.A.G.N. Puspayoga saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Bali, Oktober 2017.

Aplikasi tersebut dibuat dengan berbagai kemudahan dan fleksibilitas untuk digunakan pelaku usaha mikro.

Hingga saat ini, sebanyak 3.259 UKM pengguna Lamikro. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan sosialisasi dan pelatihan yang bakal intens dilakukan.

"Kenapa harus online? Nah, sistem kami buat sangat rendah atau sederhana untuk ponsel android. Apabila offline, berapa banyak data yang harus disimpan? Itu akan jadi kendala. Akan tetapi, yang pasti pemerintah, kami jamin itu," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Tia Adityasih menilai aplikasi Lamikro sebagai sebuah solusi bagi UKM yang selama ini pelaporan keuangannya masih konvensional.

Ia menegaskan bahwa Lamikro bisa memberikan kemudahan bagi UKM dalam melakukan pelaporan keuangan yang transaksinya bersifat cash.

"Bahwa transaksi apa pun harus segera dicatat. Dengan adanya apkikasi ini, lebih memudahkan. Akan tetapi, saya melihat ini adalah betul-betul untuk usaha mikro yang transaksi bersifat cash jual-beli," kata Tia.

Tia mengatakan bahwa aplikasi Lamikro sudah memenuhi standar akuntansi yang bisa mendorong pelaku usaha mikro bankable.

Ke depan dia berharap apabila UKM pengguna Lamikro tidak lagi menggunakan sistem transaksi cash, bisa menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (EMKM).

"Kalau sudah ke situ sentuhan standar akuntansi itu harus nyata, sehingga laporan keuangan yang sederhana bisa masuk standar," katanya.

Menurut dia, mengembangkan bisnis dengan menggunakan aplikasi laporan keuangan akuntansi sudah sangat diharuskan, tujuannya agar para pengguna dalam hal ini para penggerak UKM mikro seluruh Indonesia dapat memonitoring aktivitas keuangan UKM mereka.

Hal itu yang dirasakan oleh pelaku UKM pengguna Lamikro Nala Jati Prasetya.

Dengan Lamikro, pemilik Kedai 157 itu merasakan perubahan kebiasaan yang tadinya sistem pencatatan pembukuan dilakukan manual, kini sudah bisa terdokumentasi secara digital.

"Jadi, ada transparansi usaha saya. Karyawan juga bisa tahu saya enggak bakal menyelewengkan. Jadi, teknologi sangat membantu," kata Nala.

Nala sudah menggunakan aplikasi Lamikro sejak awal 2018.

Meski awalnya ragu dengan kegunaan aplikasi Lamikro, setelah menggunakan hingga 4 bulan berjalan, Nala mengaku tidak ada kendala apa pun. Bahkan, keluhan bisa direspons dengan cepat.

"Saya bisa tidur dengan nyaman setelah menggunakan aplikasi Lamikro," katanya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024