Tegalrejo Yogyakarta luncurkan biopori jumbo

id biopori

Tegalrejo Yogyakarta luncurkan biopori jumbo

Biopori (Foto ristek.go.id)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta membuat inovasi baru untuk biopori yaitu mengubah ukuran biopori menjadi jumbo sehingga memiliki kapasitas yang jauh lebih besar.
   
“Jika biasanya biopori memiliki diameter 10 centimeter, maka biopori yang kami buat di Tegalrejo berdiameter 30 centimeter,” kata Camat Tegalrejo R Riyanto Tri Noegroho di Yogyakarta, Minggu.
   
Inovasi biopori tersebut dilakukan untuk mendukung pengembangan Kecamatan Tegalrejo menjadi kawasan konservasi air, sehingga diharapkan tidak ada lagi air hujan yang dibiarkan terbuang dan mengakibatkan banjir di wilayah lain.
   
Dengan demikian, lanjut dia, kualitas air tanah yang ada di Kecamatan Tegalrejo juga diharapkan semakin baik, termasuk air yang sehari-hari dikonsumsi warga melalui sumur.
   
Biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu biopori jumbo sekitar Rp300.000 atau bisa lebih murah jika menggunakan bahan bekas.
   
Lokasi yang akan digunakan untuk biopori dibor dengan kedalaman tertentu lalu ditutup dengan ember yang sudah dilubangi di bagian bawahnya dan bagian paling atas kemudian diberi penutup yang berlubang agar air atau sampah organik tetap bisa masuk.
   
“Saat ini, biopori jumbo baru ada di tiga titik. Nantinya, kami akan kembangkan di setiap gang yang ada di kampung harus memiliki biopori jumbo,” katanya.
   
Selain biopori berukuran jumbo, warga Tegalrejo juga melakukan perbaikan sumur peresapan air hujan dan berencana melakukan panen air hujan. Hasil dari panen air hujan akan digunakan untuk air siap minum hingga dibuat air kemasan.
   
Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi memberikan apresiasi terhadap inovasi Kecamatan Tegalrejo untuk menjaga kelestarian air tanah dan lingkungan.
   
“Selain untuk menyerap air hujan, biopori juga bisa dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk kompos. Sampah organik berupa daun-daun dapat dimasukkan ke biopori dan nantinya akan berubah menjadi kompos,” katanya.
   
Ia pun berharap, langkah yang sudah diawali oleh Kecamatan Tegalrejo tersebut dapat diikuti oleh kecamatan lain terutama kawasan yang masih kerap mengalami genangan usai hujan lebat.
   
“Kompos yang dihasilkan bisa digunakan oleh kampung-kampung sayur yang ada di Kota Yogyakarta,” katanya.
Pewarta :
Editor: Hery Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2024