Pelaku wisata diminta jaga kebersihan pantai di Gunung Kidul

id Kebersihan pantai

Pelaku wisata diminta jaga kebersihan pantai di Gunung Kidul

Sampah di pantai laut selatan (Foto ANTARA)

Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau kepada pelaku wisata untuk meningkatkan kebersihan dan pengelolaan sampah di kawasan pantai secara baik.
     
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunung Kidul Agus Priyanto di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan saat ini pengelolaan sampah kawasan pantai kurang maksimal.
     
"Kondisi kebereihan kawasan objek wisata, khususnya pantai sudah sangat mengkhawatirkan, tapi untuk volumenya saya kurang begitu hafal. Fakta sudah terbukti di lapangan. Kami sudah beberapa kali melakukan pengecekan," kata Agus Priyanto.
     
Ia mengatakan sampah kawasan pantai berasal dari wisatawan dan pelaku wisata. Para pelaku usaha di kawasan wisata mengelola sampah hasil rumah tangga.
       
"Kami mulai melakukan pemetaan penghasil sampah itu siapa. Kami akan membina mereka agar melakukan pengelolaan sampah dengan benar,” kata dia.
     
Agus mengatakan akan menindak tegas pelaku usaha di kawasan wisata yang tidak melakukan pengolahan sampah dengan baik.
     
 "Kami berharap pelaku usaha juga mengelolanya dengan baik. Kami akan kenakan sanksi kepada mereka yang sembarangan mengelola sampah," katanya.
     
Dia mengatakan DLH menempatkan tigq tenaga harian lepas (THL) untuk membantu mengelola sampah. Namun dirinya berharap, dengan adanya petugas dari dinas tidak lantas membuat pelaku usaha semakin sembarangan dalam mengelola sampah."Retribusi tetap kita berlakukan Rp5 ribu," katanya.
     
Disinggung mengenai perkembangan pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di kawasan wisata, Agus menjelaskan bahwa saat ini proses masih terus berjalan. Dalam waktu dekat ini, proses pembebasan lahan akan dimulai.
     
"Sebentar lagi proses pembebasan lahan, kemudian pengerjaan kan bisa dilakukan secepatnya,” kata Agus.
     
Ketua Pokdarwis Pantai Drini Marjoko mengakui permasalahan sampah yang terjadi. Ia mengaku bahwa permasalahan sampah belum bisa diatasi lantaran keterbatasan tempat untuk pembuangan. Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan berusaha melakukan koordinasi dengan pemerintah desa untuk mencari lokasi pembuangan yang tepat.
     
"Kami akan komunikasi dengan desa, tanah kas mana yang bisa kami gunakan,” katanya.