Bantul kuatkan Komitmen santri miliki jiwa patriotisme

id santri

Bantul kuatkan Komitmen santri miliki jiwa patriotisme

Drama kolosal 'resolusi jihad' oleh para santri pondok pesantren se-Bantul, DIY dalam peringatan Hari Santri Nasional Bantul 2018 (Foto Antara/Hery Sidik)

Bantul, (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengadakan serangkaian kegiatan Hari Santri diantaranya drama kolosal bertajuk 'resolusi jihad' sebagai upaya menguatkan komitmen santri memiliki jiwa patriotisme.
   
  "Hari santri ini yang diperingati patriotisme santri, heroisme santri di dalam membela bangsa dan negara, karena itu itu di Hari Santri 2018 ini kita terus menguatkan komitmen santri untuk memiliki jiwa nasionalisme, patriotisme," kata Wakil Bupati Abdul Halim Muslih di Bantul, Minggu.
    
Hal itu dikatakan Wabup Bantul usai menghadiri Apel dan Kirab Santri yang diawali drama kolosal resolusi jihad di Lapangan Trirenggo. Kegiatan yang dihadiri ribuan santri se-Bantul itu adalah puncak peringatan Hari Santri Nasional Bantul 2018.
    
Selain jiwa nasionalisme patriotisme, kata dia, santri juga dikuatkan siap membela bangsa dan nebara, setia kepada Pancasila, kepada NKRI dan tetap terus menjalankan tradisi sebagai seorang santri yang setiap hari beribadah.
    
"Jadi santri itu mempunyai dua tugas, yaitu membela agama dan membela bangsa, itulah yang sejak dulu diwariskan oleh tokoh pesantern utamanya KH Hasyim Ashari yang tadi (cerita perjuangan,red) kami saksikan drama kolosal para santri," katanya.
    
Menurut dia, secara khusus di Bantul telah diadakan berbagai rangkaian kegiatan dalam rangka Hari Santri, diantaranya festival santri, ekspo santri dan kegiatan lainnya yang ditutup dengan Apel dan Kirab Santri se-Bantul.
    
Disinggung tentang sikap pondok pesantren sebagai tempat santri belajar agama dalam menghadapi Pemilu dan Pilpres 2019, Wabup Bantul mengatakan, bahwa ponpes tersebut tidak bisa dilepaskan dari politik.
    
"Karena itu pondok pesantren di Bantul memiliki sikap politik yang kita tidak bisa mengarahkan atau mengintervensi. Para kiai beserta seluruh sivitas akademika di pondok-pondok pesantren sudah memiliki pandangan dan sudah punya pilihan," katanya.
   
  Dengan demikian, lanjut Wabup Bantul, tentu pandangan dan pilihan serta sikap pondok pesantren tersebut harus dihargai."Dan komunitas santri itu tidak hanya di dalam pesantren saja, tetapi di luar ponpes banyak," katanya.