Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Hingga saat ini, belum ada satu pun lembaga pemantau pemilu yang mengajukan akreditasi ke Badan Pengawas Pemilu DIY sebagai syarat untuk bisa melakukan pemantauan tahapan Pemilu 2019 di DIY.
“Sampai saat ini, memang belum ada lembaga pemantau pemilu yang mengajukan akreditasi. Namun, waktu pengajuan akreditasi masih cukup panjang. Akan dilayani hingga maksimal 10 April 2019,” kata Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DIY Bagus Sarwono di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, pengajuan akreditasi untuk lembaga pemantau pemilu tidak lagi dilakukan melalui Komisi Pemilihan Umum tetapi dialihkan ke Badan Pengawas Pemilu karena tujuan dari pemantauan pemilu dinilai lebih condong pada ketugasan yang selama ini diampu Badan Pengawas Pemilu.
Dasar hukum pemberian akreditasi untuk lembaga pemantau pemilu adalah UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu serta Peraturan Bawaslu Nomor 4 Tahun 2018 tentang Akreditasi Pemantau Pemilu.
Dengan mengajukan akreditasi di Bawaslu DIY, maka lembaga pemantau pemilu tersebut hanya bisa melakukan pemantauan di kota dan kabupaten di DIY.
Meskipun belum ada satupun lembaga pemantau pemilu yang mengajukan akreditasi ke Bawaslu DIY, namun sudah ada 17 lembaga pemantau pemilu yang mendapat akreditasi dari Bawaslu RI untuk melakukan pemantauan secara nasional.
“Mungkin juga, salah satu wilayah pemantauan dari lembaga pemantau tersebut adalah di DIY. Jika lembaga pemantau pemilu ingin melakukan pemantauan di minimal dua provinsi, maka mereka harus mengajukan akreditasi ke Bawaslu RI,” katanya.
Sejumlah lembaga pemantau yang sudah mendapat akreditasi dari Bawaslu RI di antaranya, Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPRR), PB Himpunan Mahasiswa Islam, KAMMI, dan Migrant Care.
Syarat yang harus dipenuhi oleh lembaga pemantau pemilu agar bisa memperoleh akreditasi di antaranya sudah harus berbadan hukum dan tercatat di pemerintah atau pemerintah daerah. “Mereka juga harus bersikap independen,” katanya.
Dalam menjalankan pemantauan, Bagus mengatakan, lembaga pemantau pemilu tersebut akan memperoleh perlindungan hukum tetapi juga ada beberapa kewajiban dan larangan yang harus dipatuhi.
“Misalnya saja, mengenakan tanda pengenal, tidak memakai seragam yang identik dengan peserta pemilu. Mereka pun juga bisa terkena sanksi jika melakukan pelanggaran aturan,” katanya.
Berita Lainnya
Dalami aliran uang eks Bupati Banjarnegara, KPK periksa sembilan saksi
Kamis, 21 Juli 2022 13:02 Wib
Mantan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono divonis 8 tahun penjara
Kamis, 9 Juni 2022 12:13 Wib
KPK mendalami peran orang kepercayaan Budhi Sarwono atur proyek
Senin, 8 November 2021 10:50 Wib
Spanduk mendukung KPK terpasang di Kabupaten Banjarnegara
Sabtu, 4 September 2021 16:37 Wib
KPK tetapkan Bupati Banjarnegara sebagai tersangka
Jumat, 3 September 2021 22:38 Wib
KPK duga Bupati Banjarnegara terima "fee" Rp2,1 miliar
Jumat, 3 September 2021 22:37 Wib
Bawaslu DIY temukan 6.000 Tabloid "Indonesia Barokah"
Kamis, 24 Januari 2019 18:40 Wib
Bawaslu ajak masyarakat awasi kampanye di medsos
Senin, 24 September 2018 22:25 Wib