Masyarakat diimbau mewaspadai potensi bencana pancaroba

id Pohon tumbang

Masyarakat diimbau mewaspadai potensi bencana pancaroba

Imbas Angin Kencang Tim SAR dan relawan membersihkan sisa-sisa pohon yang tumbang karena angin kencang yang melanda kawasan Winongo, Bantul, Yogyakarta, Minggu (10/11). Antara Foto/Sigid Kurniawan/sgd/13

Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta masyarakat mewaspadai potensi bencana saat musim pancaroba, mulai dari pohon tumbang dan tanah longsor.
     
Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edi Basuki di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan pihaknya sudah berkirim surat kepada 18 camat di wilayah setempat.
    
"Surat itu berisi imbau kepada pemerintah di tingkatan bawah untuk lebih siap dan siaga menghadapi musim pancaroba memasuki musim hujan," kata Edi.
     
Ia mengatakan surat tersebut juga ditembuskan ke pemerintah desa agar kewaspadaan di tingkat wilayah paling bawah lebih ditingkatkan.
     
"Kami memiliki 47 desa tangguh bencana. Harapannya ini ada peningkatan kapasitas pada masyarakat yang ada di kawasan rawan bencana. Kami juga koordinasi dengan kelompok forum pengurangan risiko bencana di tingkat wilayah," katanya.
     
Edi mengatakan pada masa pancaroba memasuki musim hujan, angin kencang hingga pohon tumbang potensial terjadi. Apabila hujan intensitas tinggi, bisa diikuti dengan longsor di daerah perbukitan. 
     
Edi mengatakan akan mengecek 30 alat peringatan longsor atau early warning system (EWS) yang ada di lokasi rawan bencana. Menurut dia, lokasi rawan longsor masih hampir sama, seperti di Kecamatan Gedangsari, Patuk, Nglipar, Ngawen, dan Ponjong bagian utara. 
     
"Memang masih ada warga yang tempat tinggalnya di daerah rawan longsor. Kami imbau agar mereka lebih waspadai saat hujan dalam intensitas tinggi. Setidaknya, bisa berpindah sementara waktu saat hujan berlangsung berjam-jam," katanya.
     
Ia mengatakan total dana untuk antisipasi bencana sekitar Rp750 juta. Rincian anggaran itu untuk kesiapsiagaan sekitar Rp100 juta, sewa alat berat Rp150 juta, serta rehabilitasi, rekonstruksi, dan tenaga Rp450 juta.
     
Dengan kondisi itu, BPBD harus bisa memaksimalkan potensi di daerah setempat untuk meminimalisasi dampak bencana musim hujan.
     
"Anggaran ini karena anggaran yang sudah berjalan dari APBD tahun ini. Kalau memang sangat butuh (dana tambahan), sekiranya bisa memakai dana tak terduga," katanya.