Gunung Kidul kembangkan padi Hibrida dongkrak produksi

id Padi Hibrida

Gunung Kidul kembangkan padi Hibrida dongkrak produksi

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul Bambang Wisnu Brata. (Foto ANTARA/Mamiek)

Gunung Kidul (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai mengembangkan padi jenis hibrida, dengan harapan bisa meningkatkan produktifitas pertanian, sehingga meningkatkan kesejahteraan petani.

"Saat ini kita sedang mengembangkan padi hibrida," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto di Gunung Kidul, Senin.

Dia mengatakan dengan pengembangan ini diharapkan bisa meningkatakan  produktivitas pertanian hingga 13 ton per hektare gabah kering panen (gkp).

"Padi hibrida yang dikembangkan merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian," katanya.

Sementara Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Raharjo Yuwono mengatakan awal bantuan diberikan kepada kelompok tani di 15 kecamatan. "Total luas tanam padi hibrida mencapai 4.000 hektare. Saat ini, sudah ditanam pada masa tanam kesatu," katanya.

Dia mengatakan, saat ini padi hibrida yang ditanam sudah memasuki masa panen. "Padi hibrida yang ditanam ada beberapa jenis mulai dari Arize dan hibrida intani 602 dan intani 301. padi hibrida sangat cocok ditanam di lahan yang kering, seperti di Gunung Kidul," katanya.

Yuwono mengatakan pihaknya optimistis dengan penananam padi hibrida bisa meningkatkan produktifitas. Untuk contoh, padi varietas Ciherang, panen yang dihasilkan bisa mencapai delapan ton per hektare gabah kering panen (gkp). Sementara untuk jenis hibdrida bisa mencapai 10 ton per hektare gkp.

"Untuk jenis Arize yang ditanam di Dusun Kutugan, Desa Pundungsari bisa mencapai 13 ton per hektare gkp," katanya. 

Dia berharap dengan pengembangan varietas benih padi ini bisa meningkatkan perekonomian para petani.

"Pengembangan varietas ini bertujuan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan petani," katanya.

 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024