Perpustakaan Yogyakarta tambah tiga pojok baca

id pojok baca, perpustakaan

Perpustakaan Yogyakarta tambah tiga pojok baca

Salah satu pojok baca milik Perpustakaan Kota Yogyakarta, Casandra (Dok Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta)

Yogyakarta (ANTARA) - Perpustakaan Kota Yogyakarta terus berusaha menjalankan fungsinya untuk meningkatkan literasi masyarakat dengan melakukan berbagai inovasi, salah satunya membuka tiga pojok baca yang tidak dibatasi jam layanan.

“Pojok baca akan semakin memudahkan masyarakat mengakses bahan bacaan yang artinya akan meningkatkan literasi masyarakat Kota Yogyakarta. Apalagi, pojok baca ini tidak dibatasi jam layanan seperti layanan di Perpustakaan Kota Yogyakarta,” kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko di Yogyakarta, Minggu.

Selain tidak dibatasi jam layanan, penempatan tiga pojok baca tersebut juga cukup unik yaitu berada di lokasi-lokasi yang mudah dijangkau oleh publik seperti di trotoar, halaman, maupun selasar perpustakaan.

“Kami pun tetap melanjutkan tradisi dengan memberikan nama-nama unik dan cantik untuk ketiga layanan ini,” kata Wahyu.

Ketiga pojok baca baru tersebut masing-masing diberi nama Pocahontas atau pojok baca di bawah pohon trotoar Kotabaru. Selain itu, ada pula Kalisha atau koleksi majalah dan terbitan berkala di shelter kita, serta pojok baca masyarakat daerah wilayah selatan Jogja atau Casandra.

Pocahontas ditempatkan di trotoar di Jalan Suroto atau persis berada di depan pagar Perpustakaan Kota Yogyakarta yang ada di kawasan Kotabaru.

Buku-buku yang disiapkan di tiap pojok baca, lanjut Wahyu, cukup beragam karena tidak hanya berasal dari buku-buku fiksi saja tetapi ada pula buku nonfiksi dengan judul-judul yang menarik serta majalah. Puluhan buku tersebut ditempatkan di rak buku yang sudah didesain unik.

Warga yang ingin membaca koleksi buku dapat memanfaatkan bangku yang sudah tersedia di trotoar di Jalan Suroto Kotabaru. “Tidak perlu takut lokasi membaca panas karena ada dahan-dahan dari pohon beringin di balik pagar Perpustakaan Kota Yogyakarta yang menaunginya,” katanya.

Wahyu menyebut, Pocahontas menjadi pelengkap fasilitas yang bisa diakses oleh pejalan kaki di trotoar Jalan Suroto Kotabaru.

Sedangkan Kalisha berada di dekat akses pintu masuk utama Perpustakaan Kota Yogyakarta. Pojok baca yang lebih banyak menyajikan koleksi majalah tersebut lebih diperuntukkan bagi pengunjung perpustakaan yang hanya mengakses halaman dalam perpustakaan.

“Kami siapkan fasilitas berupa ‘shelter’ lengkap dengan meja dan kursi di halaman perpustakaan. Di lokasi itu, pengunjung bisa mengakses wifi dengan nyaman. Meski tidak masuk ke perpustakaan, tetapi pengunjung yang ingin membaca buku literasi bisa mengakses Kalisha,” katanya.

Sementara itu, Casandra ditempatkan di “shelter” Perpustakaan Alternatif Kota Yogyakarta (Pevita). “Di lokasi ini, banyak berkumpul ibu-ibu wali siswa dari Kelompok Bermain Kirana yang kebetulan lokasinya tidak jauh dari Pevita. Harapannya, mereka bisa menunggu sambil membaca untuk menambah pengetahuan,” katanya.

Wahyu mengatakan, inovasi yang dilakukan Perpustakaan Kota Yogyakarta tidak hanya berhenti di pojok baca saja, tetapi akan terus berlanjut.

“Kami pun berharap, kehadiran pojok baca ini bisa dicontoh atau direplikasi oleh banyak pihak sehingga muncul pojok baca-pojok baca lain. Dengan demikian, tingkat literasi masyarakat pun semakin tinggi,” katanya.
    Baca juga: Jangkauan perpustakaan di Yogyakarta hingga capai kampung

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024