Harga bawang putih di Kulon Progo naik tajam

id Bawang putih,Kulon Progo

Harga bawang putih di Kulon Progo naik tajam

Pedagang di Pasar Wates, Kabupaten Kulon Progo, mengeluh permintaan harga bawang putih turun. (Foto ANTARA/Sutarmi)

aat ini, harga bawang putih berkisar Rp50 ribu hingga Rp55 ribu per kilogram. Kemungkinan harga bawang putih akan merangkak naik.
Kulon Progo (ANTARA) - Harga bawang putih di tingkat pedagang Pasar Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, naik signifikan dari Rp30 ribu menjadi Rp50 ribu per kilogram dalam waktu satu minggu.

Pedagang bawang putih Pasar Wates Susilowati di Kulon Progo, Senin, mengatakan satu minggu lalu, bawang putih baik  jenis kating maupun sinco masih dihargai sekitar Rp30 ribu sampai Rp38 ribu per kilogram.

"Saat ini, harga bawang putih berkisar Rp50 ribu hingga Rp55 ribu per kilogram. Kemungkinan harga bawang putih akan merangkak naik," kata Susilowati.

Baca juga: Lima kecamatan di Kulon Progo terdampak tol Yogyakarta-Solo

Ia mengatakan tingginya harga bawang putih menyebabkan omzet penjualan turun hingga 50 persen sehingga, dirinya tidak menyimpan stok banyak..

"Saya tidak berani stok bawang putih. Harganya sangat tinggi," katanya.

Pedagang di Pasar Bendungan, Rusmini mengatakan bawang putih kating yang normalnya Rp35 ribu per kilogram, saat ini mencapai Rp65 ribu per kilogram. Sedangkan bawang putih sinco, kini dihargai Rp55 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp30 ribu per kilogram.

"Naiknya 100 persen. Permintaan turun, tapi harga terus merangkak naik," katanya,

Baca juga: Kulon Progo gencarkan rehabilitasi irigasi tersier

Rusmini mengungkapkan kenaikan itu mulai terjadi sejak tiga hari terakhir. Dia mengatakan tak tahu pasti penyebabnya. Namun diduga, karena stok barang di distributor mulai menipis.

Pedagang, lanjutnya  sulit memperoleh komoditas tersebut karena sejumlah distributor memilih untuk tutup. "Kemarin mau kulakan tapi ternyata pada tutup," ucapnya.

Imbas dari kenaikan itu menyebabkan penjualan bawang putih di lapak Rusmini turun hingga 50 persen. Sebelumnya ia bisa menjual sedikitnya 15 kilogram per hari, saat ini rata-rata hanya berkisar 5-7 kilogram per hari.

"Sekarang penjualan turun drastis, saya hitung-hitung sampai 50 persen," katanya.