Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, produksi awal 200 ventilator portabel yang bermanfaat untuk penanganan pasien COVID-19 di rumah sakit ditargetkan dilakukan pada Mei.
"Jadi harapannya bulan Mei kita sudah bisa paling tidak memproduksi awal 200," kata Menristek Bambang dalam konferensi video, Jakarta, Kamis.
Menristek Bambang menuturkan pada pekan ini diharapkan uji terakhir terhadap ventilator portabel oleh Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan Kementerian Kesehatan (BFPK Kemkes) sudah selesai.
Hingga saat ini, ada empat ventilator portabel yang sedang diuji oleh BFPK Kemkes untuk uji ketahanan (endurance). Empat ventilator itu masing-masing didesain oleh Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, swasta dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
BPPT sudah mendapatkan dua mitra industri untuk produksi ventilator portabel itu. Begitu uji ketahanan ventilator selesai di BFPK Kemenkes pada pekan ini, maka bisa segera dilakukan produksi dengan kapasitas 100 unit per pekan per pabrik atau mitra industri.
Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek)/BRIN akan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan Kementerian Kesehatan untuk penyaluran ventilator portabel tersebut.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan Kementerian Kesehatan akan menentukan rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang mendapatkan ventilator portabel itu.
"Secara umum besarnya kebutuhan, di mana dibutuhkan itu adalah tersentralisasi di gugus tugas dan Kementerian Kesehatan," tutur Menristek Bambang.
Konsorsium COVID-19 yang dibentuk oleh Kemristek/BRIN juga sedang mengupayakan untuk dapat segera memproduksi 100.000 unit untuk rapid test dalam rangka mendeteksi COVID-19.
Konsorsium juga menargetkan segera selesainya pengembangan PCR (Polymerase Chain Reaction) Test Kit yang berbasis transmisi lokal virus COVID-19.
"PCR yang kita kembangkan ini nantinya berbasis virus yang 'local transmission' (transmisi lokal) jadi virus yang ada di Indonesia atau yang menyebar di Indonesia," tutunya.
Konsorsium juga mengembangkan reagen yang digunakan untuk uji PCR dalam deteksi COVID-19 agar bisa mengurangi ketergantungan impor akan reagen.
"Saat ini reagen menjadi barang langka, diburu oleh semua negara di dunia, jadi kami upayakan agar kalau kita mempunyai kemampuan untuk membuatnya paling tidak kita pelan-pelan bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor," ujar Menristek Bambang.
Berita Lainnya
Pemkot Yogyakarta kembali terima bantuan alat cuci tangan portabel
Selasa, 9 Juni 2020 18:28 Wib
PT TWC beri bantuan wastatafel untuk puskesmas di Sleman dan Jateng
Rabu, 6 Mei 2020 20:30 Wib
REI DIY serahkan bantuan wastafel portabel ke Pemkab Sleman
Senin, 4 Mei 2020 20:43 Wib
ACT DIY gencarkan distribusi wastafel portabel cegah COVID-19
Jumat, 17 April 2020 16:11 Wib
Tiga industri diharapkan segera produksi 300 ventilator portabel
Selasa, 7 April 2020 19:14 Wib
Pertamina-ACT DIY siapkan wastafel portabel di 8 pasar Yogyakarta
Jumat, 27 Maret 2020 22:16 Wib
Pertamina bantu peralatan cuci tangan portabel untuk 8 pasar Yogyakarta
Jumat, 27 Maret 2020 14:39 Wib
Stasiun Tugu Yogyakarta dilengkapi toilet portabel
Rabu, 7 November 2018 19:06 Wib