Kemendikbud sebut 68 juta peserta didik di Indonesia terdampak COVID-19

id Anak terdampak,terdampak COVID-19,anak usia dini,pendidikan paud

Kemendikbud sebut 68 juta peserta didik di Indonesia terdampak COVID-19

Tangkapan layar data anak didik terdampak akibat pandemi COVID-19 di dunia dan di Indonesia yang diakses di Jakarta, Selasa (4/8/2020). (FOTO ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan sebanyak 68 juta peserta didik di Indonesia mulai dari jenjang pendidikan anak usaia dini (PAUD) hingga sekolah menengah atas (SMA) turut terdampak dan terpaksa belajar dari rumah akibat pandemi COVID-19.

"Secara global terdapat 1,25 miliar peserta didik yang terdampak, sekitar 5,44 persennya berada di Indonesia," kata Direktur Jenderal PAUD dan Dikdasmen Kemendikbud Jumeri saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Dari jumlah total peserta didik yang terdampak tersebut, sebanyak 10 persennya atau 6,87 juta merupakan peserta didik PAUD yang hingga kini masih terus belajar dari rumah.

Selain jumlah anak didik yang terdampak COVID-19, Kemendikbud juga mencatat sebanyak 13 juta orang menjadi pendidik di rumah selama pandemi.

"Karena selama belajar dari rumah ini 75 persen tanggung jawabnya orang tua dan 25 persen tanggung jawab guru PAUD," katanya

Kemudian terdapat pula 542 guru PAUD yang bekerja dari rumah serta sebanyak 203.000 guru menerapkan kebijakan belajar dari rumah.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Kemendikbud sebanyak 10.000 guru PAUD di Indonesia dan tersebar di 34 provinsi ditemukan bahwa metode belajar dari rumah sekitar 35 persen lebih merupakan penugasan orang tua.

"Jadi guru PAUD memberikan tugas pada orang tua untuk bisa melakukan pembelajaran kepada putra dan putrinya," katanya.

Selanjutnya hasil survei tersebut juga menemukan sebanyak 19,90 persen metode pembelajaran didapatkan dari TVRI sebagai televisi nasional.

Pendidikan anak usia dini penting untuk diperhatikan dengan baik. Sebab, pada periode tersebut orang tua dan guru memiliki kesempatan mengoptimalkan tumbuh kembang anak, demikian Jumeri.