Yogyakarta (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Siti Mutiah Setiawati menilai sikap Pemerintah Indonesia terhadap situasi yang terjadi di Afghanistan sudah tepat, termasuk keputusan tetap mempertahankan Kedutaan Besar RI di Kota Kabul.
"Prinsipnya saya sebagai akademisi ikut mendukung pemerintah selama berada dalam prinsip-prinsip politik luar negeri kita, dan saya kira sikap itu sudah sesuai," kata Siti Mutiah saat dihubungi di Yogyakarta, Jumat.
Menurut pengamat politik Timur Tengah ini, Pemerintah Indonesia selama ini tidak memilik persoalan bahkan memiliki hubungan yang baik terhadap Pemerintah Afghanistan maupun pihak Taliban sejak kepemimpinan Presiden Hamid Karzai sampai Asraf Ghani.
Hubungan baik itu, lanjut dia, mendukung posisi Indonesia sebagai penengah konflik yang terjadi antara kedua belah pihak demi terwujudnya perdamaian di negara itu.
Posisi Indonesia sebagai mediator itu, menurut dia, sepatutnya dipertahankan hingga terwujudnya rekonsiliasi secara damai di negara yang kini berada dalam kendali Taliban.
"Indonesia itu negara yang diterima kedua belah pihak. Selama ini Pemerintah Indonesia itu kan seperti mediator," ujar Dosen Hubungan Internasional UGM ini.
Meski demikian, ia meminta Pemerintah Indonesia tetap berhati-hati dan tidak tergesa-gesa mengakui Taliban sebagai pemerintah yang baru di Afghanistan.
Pemerintah Indonesia, menurut dia, perlu mencermati setiap perkembangan yang masih berlangsung dinamis di negara itu dengan tetap berfokus pada kelancaran upaya evakuasi WNI.
"Belum akan mengakui pemerintahan Taliban tetapi kemudian juga tidak cepat-cepat menarik staf diplomatiknya di Kota Kabul, saya rasa itu sudah benar," kata dia.
Sebelumnya, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha pada Senin (16/8) memastikan misi diplomatik Indonesia di Kabul masih beroperasi meskipun situasi keamanan di Afghanistan memburuk setelah gerilyawan Taliban menguasai ibu kota negara.
Menurut Judha, misi diplomatik Indonesia akan dioperasikan oleh staf esensial yang terdiri dari unsur diplomat maupun unsur keamanan.
Mengantisipasi eskalasi keamanan, Kemlu dan KBRI Kabul telah melakukan pertemuan secara virtual dengan WNI yang menetap di Afghanistan untuk memonitor kondisi dan menjelaskan langkah persiapan evakuasi.
"Keselamatan dan kesehatan WNI, termasuk staf KBRI, menjadi prioritas utama," tutur Judha.
Berita Lainnya
Banjir landa Pakistan-Afghanistan, 168 orang meninggal
Sabtu, 20 April 2024 21:24 Wib
RI kirim 10 juta dosis vaksin polio ke Afghanistan
Kamis, 7 Maret 2024 20:55 Wib
JK: Jangan isolasi Afghanistan dari kancah dunia
Jumat, 20 Oktober 2023 10:26 Wib
Pendidikan adalah wajib dalam Islam, ini peringatan OKI untuk Taliban
Jumat, 8 September 2023 7:06 Wib
Taliban bantah teroris muncul lagi di Afghanistan
Selasa, 29 Agustus 2023 5:53 Wib
Slama Taliban batasi hak perempuan, PBB tak bakal akui
Jumat, 23 Juni 2023 7:15 Wib
15 tewas akibat masjid di Afghanistan meledak
Jumat, 9 Juni 2023 5:54 Wib
Pangeran Harry harus diadili, pinta warga Afghanistan
Selasa, 17 Januari 2023 6:43 Wib