BI mendorong Pemkab Kulon Progo tingkatkan komunikasi tekan inflasi

id Kulon Progo ,Inflasi

BI mendorong Pemkab Kulon Progo tingkatkan komunikasi tekan inflasi

Pemaparan soal mengatasi inflasi dan penyembelihan hewan kurban di Kulon Progo pada Rabu (23/6). (ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong Pemerintah Kabupaten Kulon Progo meningkatkan komunikasi dengan kabupaten lain untuk menekan angka inflasi yang cukup tinggi pada Mei 2022 mencapai 4,38 persen.

Perwakilan Bank Indonesia DIY, Rifat Pasha di Kulon Progo, Rabu, mengatakan tantangan 2022 sangat berat, kalau pada 2020-2021 tantangan hanya pandemi COVID-19, sehingga tingkat inflasi relatif rendah disebabkan permintaan juga rendah.

"Pada 2022 ada persoalan yang tersisa pascapandemi COVID-19, yakni destruksi rantai pasok seperti telur ayam. Dalam beberapa tahun terakhir, produsen mengalami kerugian, karena daya beli masyarakat rendah. Sehingga mereka tidak termotivasi untuk produksi. Sementara pada 2022 pemulihannya begitu cepat dari perkiraan awal," kata Rifat.

Ia mengatakan pada 2020-2021, DIY bisa berbangga hati karena inflasi rendah, tapi posisi terakhir hingga tri semester kedua tahun ini, tingkat inflasi di DIY pada Mei rata-rata barang dan jasa mencapai 4,38 persen. Sedangkan target DIY tingkat inflasi plus satu. 

"Kita harapkan sampai akhir tahun tidak meningkat. Tapi ini menjadi peringatan bagi kita semua," katanya.

Rifat mengatakan yang mengalami peningkatan adalah komoditas pangan. Di saat permintaan relatif tinggi, pasokan belum dapat mengimbangi. Hal ini yang menjadi salah satu faktor persoalan pada 2022.

Saat masa transisi menuju endemi mendorong aktivitas pariwisata yang lebih besar, keyakinan untuk konsumsi semakin besar, dan kebutuhan barang dan jasa juga besar.

Sementara dari sisi global, ada kenaikan harga energi karena di seluruh dunia sedang masa pemulihan, ditambah krisis Rusia-Ukraina.

Selain itu, lanjutnya, permintaan kedelai dan kelapa sawit sangat tinggi, sehingga ada dilema antara pemenuhan untuk energi atau untuk pangan.

"Di satu sisi ini menggembirakan untuk aktivitas ekonomi, tapi di sisi lain cukup mengkhawatirkan dari sisi inflasi," katanya. 

"Kalau menghitung stok ketersediaan pangan kita yang seolah-olah surplus, tapi ada ada pihak yang mengonsumsi yang dihasilkan di DIY, yakni mahasiswa dan wisatawan," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha sebelumnya mengatakan nilai transaksi cabai mencari Rp1,1 miliar. Hal ini dikarenakan tingginya permintaan dari pasar luar DIY.

"Produksi pangan di Kulon Progo surplus," katanya.