Yogyakarta (ANTARA) - Hasil riset lembaga nirlaba Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak terhadap keinginan dan kebutuhan anak disabilitas menunjukkan bahwa anak disabilitas di Kota Yogyakarta berharap mendapat pemenuhan dan perlindungan hak secara utuh.
“Riset ini kami lakukan karena ada banyak persoalan yang dihadapi anak disabilitas dan pada akhirnya menghambat pemenuhan hak-hak mereka,” kata Direktur Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPDA) Nurul Saadah Andriani di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, salah satu persoalan yang kerap dihadapi anak disabilitas adalah kurang mendapat perhatian dari lingkungan di sekitar mereka, termasuk dari orang tua yang mungkin masih merasa kebingungan saat harus mengasuh dan membesarkan anak dengan kebutuhan khusus tersebut.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan selama satu tahun terakhir, Nurul mengatakan anak disabilitas berharap suara mereka dapat didengar dan ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan tanpa diskriminasi.
SAPDA mengidentifikasi sejumlah kebutuhan dan keinginan anak disabilitas, di antaranya mendapat pendidikan inklusif, pelayanan kesehatan dengan akses yang mudah dan terjangkau, layanan kesehatan reproduksi, akses media dan komunikasi, hingga perlindungan dan penangan pada kasus kekerasan.
"Hasil riset tersebut kemudian kami sampaikan kepada Pemerintah Kota Yogyakarta yang diharapkan dapat menjadi bagian dari pertimbangan pemerintah daerah saat menyusun kebijakan," katanya.
Sejumlah rekomendasi yang disampaikan di antaranya pembaruan data anak disabilitas yang tidak hanya memuat identitas tetapi dilengkapi dengan informasi tambahan seperti kebutuhan hingga potensi yang dimiliki anak.
Selain itu, rekomendasi juga memuat kebutuhan fasilitasi minat dan bakat anak disabilitas, pemenuhan guru pendamping khusus, beasiswa, dan pendidikan kesehatan reproduksi.
“Dukungan dari keluarga juga menjadi salah satu rekomendasi yang kami sampaikan termasuk penyediaan program konseling untuk orang tua dengan anak disabilitas,” katanya.
Nurul mengatakan, lembaga yang dipimpinnya sudah kerap bekerja sama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta semakin meningkatkan komitmen untuk berupaya semaksimal mungkin dalam pemenuhan dan perlindungan hak anak disabilitas.
“Kami melihat bahwa Kota Yogyakarta memiliki komitmen kuat untuk menjadi Kota Inklusi dan sudah ada banyak program untuk disabilitas yang dijalankan dan kami berharap akan terus ditingkatkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anak disabilitas,” katanya.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sumadi mengatakan hasil riset tersebut akan menjadi bahan pertimbangan pemerintah daerah dalam menyusun perencanaan pembangunan.
“Pemerintah daerah berkomitmen untuk memberikan perlindungan dan pemenuhan hak anak, khususnya untuk anak disabilitas,” katanya.
Ia menyebutkan rekomendasi tersebut akan sangat membantu pemerintah dalam menyusun perencanaan pembangunan. “Pada 2023, kami akan menyelenggarakan musrenbang anak. Saya kira, seluruh anak termasuk anak disabilitas bisa menyampaikan keinginan dan harapan-harapan mereka dan pemerintah bisa mendengar langsung,” katanya.
Berita Lainnya
Menag: Bus ramah lansia-disabilitas layani jamaah calhaj RI
Rabu, 8 Mei 2024 0:35 Wib
Edukasi hak aksesibilitas penyandang disabilitas Indonesia akan diperkuat
Minggu, 28 April 2024 5:45 Wib
Tak dipengaruhi faktor genetik, autisme anak
Kamis, 25 April 2024 5:44 Wib
30 disabilitas peroleh kesempatan metatah massal gratis
Senin, 15 April 2024 20:55 Wib
Pemerintah beri pelatihan penyandang disabilitas miliki keterampilan
Senin, 8 April 2024 9:33 Wib
Terkait sertifikasi dosen disabilitas, KND temui Kemendikbudristek
Sabtu, 6 April 2024 5:31 Wib
Pemerintah memfasilitasi 17 penyandang disabilitas mudik gratis jalur udara
Kamis, 4 April 2024 16:15 Wib
Pemerintah bikin gelang Grita antisipasi bahaya penyandang disabilitas
Kamis, 4 April 2024 4:49 Wib