Kebijakan utang RI efektif tingkatkan PDB

id ASEAN,Kemenkeu,Sri Mulyani,Menkeu,Ekonomi,Makro,G20,Utang,Kebijakan Fiskan,PDB

Kebijakan utang RI efektif tingkatkan PDB

Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati saat menjawab pertanyaan awak media dalam Rapat Banggar dengan DPR RI di Jakarta, Selasa (30/5/2023). (ANTARA/Bayu Saputra)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kebijakan utang RI cukup efektif mendorong peningkatan pada Produk Domestik Bruto (PDB) atau GDP semasa pandemi.

Peningkatan tersebut ditunjukkan dengan setiap penambahan utang 1 dolar AS, akan menambahkan PDB sebesar 1,34 dolar AS selama periode 2018 hingga 2022.

“Ini pelajaran untuk kita semua, memang kenaikan PDB tidak seharusnya tergantung atau hanya didukung oleh utang karena pasti tidak akan sustainable, tapi dalam hal ini Indonesia masih dalam posisi yang cukup baik, yaitu setiap 1 dolar menghasilkan 1,34 tambahan PDB di mana terjadi shock yang luar biasa seperti pandemi yang mana hampir semua perekonomian mengalami kolaps,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Selasa.

Pada periode 2018 hingga 2022, Kemenkeu mencatat nominal PDB lebih besar dibandingkan utang pemerintah, dengan masing-masing tercatat sebesar 276,1 miliar dolar AS dan 206,5 miliar dolar AS.



Menurut dia, apabila dibandingkan negara emerging power lainnya seperti India dan Malaysia, perbandingan PDB dan utang Indonesia dapat dikatakan masih cukup efektif.

Selama periode 2018 sampai 2022, nominal PDB India tercatat 683,5 miliar dolar AS dengan utang pemerintah yang lebih tinggi sebesar 932,4 miliar dolar AS. Untuk 1 dolar AS tambahan utang, PDB India juga bertambah 0,73 dolar AS.

Kemudian Malaysia mencatatkan nominal PDB 48,9 miliar dolar AS dengan utang pemerintah 69,5 miliar AS. Perbandingan itu tetap menunjukkan rasio utang yang masih tinggi.


 


 

 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkeu: Kebijakan utang RI efektif tingkatkan PDB semasa pandemi