Pemkab Bantul tumbuhkan cinta terhadap sejarah melalui pameran seni rupa

id Pameran seni rupa ,Monumen Bibis ,Tumbuhkan cinta sejarah

Pemkab Bantul tumbuhkan cinta terhadap sejarah melalui pameran seni rupa

Pembukaan pameran karya seni rupa bertajuk "Belamardika, Gemuruh dari Tipar" yang digelar di Monumen Bibis, Kasihan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, 4-8 Maret 2024. ANTARA/HO-Kominfo Pemkab Bantul

Bantul (ANTARA) - Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya menumbuhkan rasa cinta terhadap sejarah bagi masyarakat daerah ini melalui pameran karya seni rupa bertajuk "Belamardika, Gemuruh dari Tipar" yang digelar di Monumen Bibis, Kasihan pada 4 sampai 8 Maret 2024.

"Melalui pameran ini kita ingin menumbuhkan rasa cinta tanah air terhadap sejarah, memberikan edukasi tentang pentingnya sejarah dan budaya bangsa," kata Kepala Bidang Sejarah, Permuseuman, dan Sastra Dinas Kebudayaan Bantul Risaman Supandi dalam keterangannya pada pembukaan pameran di Bantul, Senin.

Selain itu, kata dia, pameran karya seni rupa yang disemarakkan dengan diskusi sejarah lokal tersebut juga menjadi wadah edukasi tentang pentingnya sejarah dan budaya bangsa, serta salah satu sarana belajar sejarah yang atraktif dan menghibur.

"Selain itu, pameran ini juga menjadi salah satu sarana belajar sejarah yang atraktif dan menghibur," katanya.

Pameran Belamardika, Gemuruh dari Tipar yang digelar selama lima hari ke depan tersebut menggandeng tujuh perupa atau seniman rupa dengan tujuan mengenalkan sejarah kepada masyarakat, khususnya tentang sejarah Serangan Umum 1 Maret.



Perupa itu adalah Herjaka HS, Ledek Sukadi, Lintang Raditya, Arif Hanung, Rachmad Affandi, Febri Anugerah, dan Diedra Mesayu. Selain diskusi sejarah lokal, dalam pameran di hari berikutnya juga ada kegiatan Historical Fun Walk yang diikuti 30 peserta.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Slamet Pamuji menjelaskan, Harjowiyadi yang pada kisaran tahun 1949 sebagai salah satu kebayan (kepala dukuh) di Bibis, Bangunjiwo rela menjadikan kediamannya sebagai dapur umum untuk menyuplai ransum tentara.

Menurut dia, kediaman Harjowiyadi yang kini diabadikan sebagai Monumen Bibis, juga merupakan saksi di mana tentara dan rakyat bersatu dalam memukul mundur penjajah.

"Monumen Bibis ini jadi saksi disusunnya strategi sebuah peristiwa yang kita kenal dengan Serangan Umum 1 Maret, sekaligus saksi bersatunya tentara dan rakyat. Ini menjadi bukti bahwa persatuan dan kesatuan adalah kunci utama meraih kemerdekaan," katanya.
 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bantul tumbuhkan cinta terhadap sejarah melalui pameran seni rupa