BPBD Bantul ajukan pengeboran empat sumber air

id bpbd

BPBD Bantul ajukan pengeboran empat sumber air

Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengajukan anggaran ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk pengeboran empat sumber mata air di berbagai wilayah daerah ini.

"Hasil survei sementara ada empat titik sumber mata air, akan tetapi tepatnya mana saja saya belum tahu persis, dan rencananya memang ada empat titik yang diajukan (untuk pengeboran) tahun ini," kata Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto di Bantul, Senin.

Menurut dia, pengeboran sumber mata air bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi sumber air tersebut agar nantinya dapat dibuatkan sumur pompa untuk memudahkan warga setempat mengambil air dalam kebutuhan sehari-hari, apalagi saat musim kemarau panjang yang berdampak pada kekeringan seperti saat ini.

Ia mengatakan, usulan pengeboran sumber air dalam waktu dekat ini akan disampaikan melalui Bupati Bantul yang kemudian dikirim Pemda DIY untuk diteruskan ke pemerintah pusat, dengan demikian harapannya tahun ini anggaran dari pemerintah pusat sudah turun.

"Kami ajukan setelah edaran siaga kekeringan kami keluarkan minggu ini yang kemudian di kirim ke Gubenur dan pusat, mudah-mudahan ditindaklanjuti pusat, kalau dananya turun kami langsung upayakan pengeborannya," kata Dwi Daryanto.

Menurut dia, anggaran yang dibutuhkan untuk pengeboran tiap titik sumber air tidak sama tergantung kedalaman air, masing-masing titik diperkirakan mencapai sekitar Rp200 juta hingga Rp300 juta, dengan demikian total anggaran yang dibutuhkan mencapai sekitar Rp1 miliar.

Sementara itu, terkait dengan musim kemarau tahun ini, kata dia telah mengakibatkan sejumlah wilayah Bantul kekeringan, dan tercatat beberapa desa paling parah dilanda kekeringan yakni Desa Selopamioro dan Wukirsari Kecamatan Imogiri, Desa Srimartani dan Srimulyo Kecamatan Piyungan.

"Beberapa desa tersebut yang kami waspadai secara intensif karena kondisinya termasuk parah dibanding desa-desa lainnya, dan untuk membantu mereka dalam mendapatkan air bersih, BPBD rutin melakukan droping air ke sana," kata Dwi Daryanto.

Ia mengatakan, beberapa desa tersebut paling terdampak akibat kemarau ini karena wilayahnya yang berada di perbukitan, begitu pula lahan pertanian kawasan setempat yang mengandalkan air hujan, daerah ini juga menjadi langganan daerah kekeringan saat kemarau.

Menurut dia, sampai saat ini BPBD Bantul telah melakukan droping air sebanyak 72 tangki ke berbagai daerah di wilayahnya karena dampak musim kemarau ini, terutama wilayah yang diwaspadai paling parah tersebut juga terus mendapat prioritas penanganan kekeringan.

(KR-HRI)