Pemkab Gunung Kidul minta petani lakukan regenerasi

id bupati gunung kidul

Pemkab Gunung Kidul minta petani lakukan regenerasi

Bupati Gunung Kidul, Hj. Badingah, S.Sos (Foto ANTARA/Mamiek)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan petani melakukan regenerasi karena sektor pertanian potensinya cukup menjanjikan dan terbesar penyumbang produk domestik regional bruto.

Bupati Gunung Kidul Badingah di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan, bertani belum menjadi pekerjaan yang dipilih masyarakat.

"Hal itu disebabkan kesejahteraan petani masih belum meningkat. Padahal, dari seggi potensi mampu memberikan sumbangsih terhadap pembangunan karena mampu menyumpang separuh pendapatan kotor Gunung Kidul," kata Badingah.

Seharusnya, kata Badingah, potensi yang besar mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

Menurut dia, ada dua cara untuk meningkatkan produk pertanian yakni regenerasi kelas petani dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Namun demikian, melihat potensi belum diimbangi dengan regenerasi petani.

Badingah mengatakan perlu ada regenarasi bagi petani agar kedepan petani Gunung Kidul tidak berkurang.

"Petani kita banyak yang tua-tua, sehingga ini jadi satu masalah sendiri untuk peningkatan hasil produksi," kata politisi perempuan PAN tersebut.

Sub Bidang Ketenagaan Badan Pelaksana Penyuluh Ketahanan Pangan (BP2KP) Gunung Kidul Wibowo Purno Katoto mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada generasi muda untuk menekuni dunia pertanian.

"Kami terus menggugah generasi muda agar mau menjadi petani," katanya.

Ia mengatakan untuk melakukan regenerasi petani pihaknya melakukan pengelompokan petani berdasarkan usia. Sehingga ke depan diharapkan semakin menarik minat generasi muda. Adapun pengelompokan 65 persen kelompok petani usia 45 tahun ke atas, 25 persen untuk generasi muda dan 10 persen untuk kalangan perempuan.

"Ke depan akan kami dorong untuk porsi generasi muda lebih diperbesar lagi," katanya.

Wibowo mengatakan tahun ini ada lima pemuda yang dijadikan pelopor pertanian, salah satunya bahkan dikirim ke Jepang.

Ketua Kelompok Tani Adil Makmur Kecamatan Karangmojo Karman mengungkapkan generasi muda malas bekerja sebagai petani karena memang pekerjaan tersebut dianggap kurang menjanjikan.

"Pekerjaan ini masih dianggap sebagai pekerjaan musiman dan tidak bisa dijadikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," katanya.(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024