Kimpraswil minta penyedia jasa tepati waktu kontrak

id pemkot

Kimpraswil minta penyedia jasa tepati waktu kontrak

Pemkot Yogyakarta (Foto Istimewa)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta meminta penyedia jasa yang mengerjakan proyek pembangunan drainase Jalan Kusumanegara mampu memenuhi waktu kontrak pengerjaan sehingga tidak merugikan sektor perekonomian di jalan tersebut.

"Kontrak berakhir pada 6 November. Penyedia jasa harus bisa menyelesaikan mengerjakan pembangunan drainase pada 6 November atau lebih cepat," kata Kepala Bidang Drainase dan Pengairan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta Aki Lukman di Yogyakarta, Kamis.

Proses pembangunan drainase di Jalan Kusumanegara tersebut harus dilakukan dengan menutup total ruas jalan tersebut dari simpang tiga Gembira Loka Zoo hingga simpang empat Jalan Veteran.

Di ruas jalan tersebut terdapat berbagai usaha seperti restoran, salon kecantikan, usaha sablon, biro perjalanan wisata, hingga penjahit. Pemerintah tidak memberikan kompensasi bagi usaha yang terdampak penutupan.

Aki mengatakan, sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat termasuk pemilik usaha di ruas jalan tersebut mengenai rencana pembangunan drainase yang mengharuskan penyedia jasa menutup jalan secara total.

"Masyarakat pada dasarnya setuju dan mendukung rencana pembangunan drainase tersebut. Kami menyediakan rambu-rambu di sekitar lokasi pembangunan untuk mengarahkan pengguna jalan atau pelanggan mengenai cara menuju toko atau tempat usaha yang dituju," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Aki, pihaknya meminta penyedia jasa agar bisa bekerja secara efektif dan efisien sehingga penutupan jalan tidak berlangsung terlalu lama.

Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta berencana melakukan penutupan jalan di lokasi pembangunan drainase dalam dua tahap. Usai menutup Jalan Kusumanegara, penutupan dilanjutkan di Jalan Kenari.

Saat ini, pekerjaan pembangunan drainase baru dilakukan di Jalan Kusumanegara. Penyedia jasa baru bisa melakukan penutupan jalan secara total apabila alat berat dan "box culvert" sebagai dinding drainase sudah siap di lokasi pembangunan.

"Box culvert" berukuran 2x2 meter tersebut harus dipesan di pabrik yang berlokasi di Bogor Jawa Barat. Jumlah "box culvert" yang dibutuhkan sebanyak 196 unit dan saat ini sudah tercetak sebanyak 155 buah.

"Kami akan evaluasi kecepatan penyedia jasa melakukan penggalian hingga pemasangan `box culvert` di saluran. Dengan mengetahui kecepatan pemasangan, maka kami bisa memperkirakan total waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pembangunan itu. Jika terlalu lama, maka kami bisa mendesak penyedia jasa untuk mempercepat pekerjaan," katanya.

Ia pun meminta penyedia jasa selalu siap dengan mesin pengganti apabila sewaktu-waktu terjadi kerusakan alat berat. "Dampak terhadap kegiatan perekonomian warga ini yang harus diperhatikan betul. Jangan sampai pekerjaan tertunda hanya karena mesin rusak," katanya.

Sementara itu, pemilik biro perjalanan wisata di Jalan Kusumanegara Edwin Ismedi Himna mengatakan mengalami penurunan omzet hingga 70 persen akibat penutupan jalan.

"Tahun lalu ditutup, sekarang ditutup lagi. Tidak ada kompensasi. Paling tidak ada penanda atau papan yang menyatakan bahwa tempat usaha tersebut masih buka meski jalan ditutup," katanya.

Ia berharap, pekerjaan pembangunan drainase tersebut berjalan dengan lancar sehingga penutupan jalan tidak berlangsung terlalu lama karena bisa merugikan masyarakat. 

(E013)


Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024