BPBD imbau pemilik menara seluler cek konstruksi

id BPBD

BPBD imbau pemilik menara seluler cek konstruksi

Ilustrasi--BPBD (antaranews)

Sleman (Antara) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau pemilik "tower" atau menara seluler untuk mengecek ulang kekuatan konstruksi untuk memastikan keamanannya pada musim hujan ini.

"Memasuki musim hujan potensi terjadinya angin kencang cukup tinggi, untuk itu kami meminta kepada pemilik menara seluler untuk mengecek ulang kekuatan konstruksinya," kata Plt Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Kunto Riyadi di Sleman, Selasa.

Pengecekan perlu dilakukan karena banyak tower yang sudah terpasang sejak beberapa tahun lalu, sehingga ada kemungkinan kekuatannya sudah berkurang.

"Kondisi cuaca dapat mempengaruhi kekuatan kontruksinya, semisal pada baut pengikat atau besinya yang terkena korosi," katanya.

Ia mengatakan pengecekan ulang kekuatan konstruksi tersebut perlu dilakukan untuk pengurangan risiko bencana.

"Karena ada juga menara seluler yang dibangun di dekat pemukiman warga, sehingga tidak menimbulkan musibah perlu dilakukan pengecekan ulang," katanya.

Kunto mengatakan, selain tower seluler, yang juga perlu dilakukan pengecekan ulang adalah kekuatan papan baliho berukuran besar.

"Papan-papan baliho juga perlu dilakukan pengecekan ulang kekuatan konstruksinya. Apalagi hampir semua papan baliho dibangun di tepi-tepi jalan yang padat lalu lintas kendaraan," katanya.

Ia mengatakan BPBD akan segera menyampaikan imbauan kepada pemilik tower seluler maupun papan baliho.

"Kami harapkan mereka bisa lebih peduli untuk melakukan pengecekan ulang kekuatan konstruksinya," katanya.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Tony Agus Prasetya mengatakan selama periode awal musim hujan, potensi cuaca ekstrem semakin meningkat.

"Di antaranya hujan lebat intensitas curah hujan di atas 50 milimeter perhari, petir dan angin kencang berkecepatan di atas 45 kilometer perjam, dan suhu maksimum saat siang hari mencapai 34 derajat Celcius. Kondisi cuaca ekstrem yang terjadi ini disebabkan perubahan iklim dan beberapa hal lainnya," katanya.

(V001)
Pewarta :
Editor: Hery Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2024