Produksi perikanan budi daya Bantul 11.300 ton

id Produksi perikanan budi daya Bantul 11.300 ton

Produksi perikanan budi daya Bantul 11.300 ton

Ilustrasi budi daya perikanan (antaranews.com)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat produksi perikanan dari semua kelompok pembudidaya wilayah ini selama 2016 sekitar 11.300 ton ikan.

"Produksi ikan budi daya tahun 2016 sebanyak 11.300 ton, dengan produksi terbanyak lele, kemudian nila, gurame dan lain-lain," kata Kabid Perikanan Budi Daya Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Istriyani di Bantul, Kamis.

Menurut dia, produksi perikanan budi daya tersebut berasal dari sekitar 500-an kelompok pembudidaya ikan (pokdakan), baik skala kecil dan besar yang tersebar di seluruh kecamatan se-Bantul.

Ia menyebut, produksi lele merupakan komoditas ikan terbesar karena jenis ikan ini banyak diminati kelompok untuk dibudidayakan, selain itu lele punya peluang pasar luas baik ke masyarakat maupun usaha kuliner.

"Produksi lele mencapai diatas enam ribu ton, separuh lebih dari total produksi ikan. Ini berarti Bantul potensinya lele, karena kondisi perainan kita yang mengandalkan air sumur," katanya.

Apalagi, kata dia, saat ini kelompok pembudidaya lele di Bantul mulai menerapkan sistem bioflok atau pemeliharaan ikan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah menjadi gumpalan kecil sebagai makanan alami ikan.

"Sudah ada terobosan budi daya lele dengan sistem bioflok yang memanfaatkan air sumur, seperti kelompok pembudiaya di Panggungharjo Sewon, bahkan hasil panennya lebih banyak," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi mengatakan, terus mendorong peningkatkan produksi ikan budi daya, di antaranya dengan memberikan bantuan atau pendampingan kelompok.

"Ikan-ikan dari Bantul itu ada yang dipasarkan ke daerah sendiri maupun luar Bantul. Namun meski ke luar daerah, tapi nanti masuk lagi, sistem tata niaga yang terjadi seperti itu," katanya.

(T.KR-HRI)