Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mendapatkan tawaran kerja sama pengelolaan sampah Tempat Pembuangan Akhir Piyungan, Bantul, dari investor Swiss.
"Dua perusahaan energi berbahan baku sampah, yakni Synergy Financial Concept AG dan Swiss Asset Manager Ltd menawarkan konsep pengelolaan sampah dengan teknologi Seramat (Second Raw Material) atau teknologi untuk bahan yang kedua," kata Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Joko Susilo, di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia saat mendampingi kunjungan investor Swiss di Kepatihan, teknologi itu memungkinkan untuk mengubah sampah menjadi oli sintetik dan diubah kembali menjadi listrik.
"Teknologi itu tergolong baru, meskipun sudah diterapkan di beberapa negara seperti Brazil, Jepang, dan Jerman," kata Susilo.
Ia mengatakan, dengan teknologi tersebut, nilai investasi pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan diperkirakan mencapai Rp1,5 triliun dengan balik modal sekitar empat tahun.
Investasi itu, kata dia, juga diperkirakan mampu menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga tiga juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp27 miliar.
"Pemerintah tidak perlu mengeluarkan uang dan cukup menyediakan lahan bangunan untuk mesin pengelolanya. Kami memakai konsep zero waste zero cost atau nol sampah dan tidak ada uang dari pemerintah," kata dia.
(B015/H010)
Berita Lainnya
Pemuda Indonesia diajak suarakan isu lingkungan di dunia
Rabu, 24 April 2024 16:01 Wib
Masyarakat Indonesia diedukasi bahaya sampah plastik
Senin, 22 April 2024 8:07 Wib
DLH Sleman mempercepat pembangunan akses truk sampah ke TPST Sendangsari
Jumat, 19 April 2024 14:00 Wib
TPST Sendangsari Sleman mulai olah sampah jadi RDF
Kamis, 18 April 2024 16:28 Wib
DLH Gunungkidul mengerahkan 48 armada angkut sampah saat Lebaran
Rabu, 17 April 2024 7:42 Wib
Liverpool dibekuk Crystal Palace bak "sampah"
Senin, 15 April 2024 5:47 Wib
Pemkab Gunungkidul mengeluarkan edaran Gerakan Idul Fitri Tanpa Sampah
Kamis, 4 April 2024 19:16 Wib
Dispar Sleman mewajibkan pelaku usaha wisata kelola sampah dan limbah
Kamis, 4 April 2024 13:26 Wib