Hayom: saya minta maaf atas kekalahan ini

id hayom rumbeka kalah

Hayom: saya minta maaf atas kekalahan ini

Dionysius Hayom Rumbaka (FOTO ANTARA/Andika Wahyu)

Wuhan, China (ANTARA Jogja) - Dionysius Hayom Rumbaka seperti tidak mampu memilih kata-kata untuk mengekspresikan perasaanya ketika pemain berperingkat 23 dunia itu menyerah dua games langsung 14-21, 19-21 kepada Takuma Ueda pada partai penentuan perempat-final Piala Thomas menghadapi Jepang di Wuhan Sport Complex Gymnasium, China, Rabu.

Akibat kekalahan itu, Indonesia yang sebelumnya berhasil menyamakan kedudukan 2-2 atas Jepang harus tersingkir lebih awal.

"Saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat di Tanah Air atas kekalahan ini, sehingga Indonesia gagal melangkah ke babak berikutnya," kata Hayom kepada wartawan usai pertandingan yang berlangsung di stadion megah berkapasitas 13.000 penonton itu.

Sebagai pemain junior yang diharapkan menjadi pelapis pemain senior Taufik Hidayat dan Simon Santoso, pemain kelahiran 22 Oktober 1988 itu mengaku bahwa ia memang tampil penuh beban karena menjadi penentu nasib Tim Thomas Indonesia.

"Kalau ada rasa tegang dan mendapat beban, itu pasti. Tapi saya sudah berusaha untuk tidak memikirkan hal tersebut dan mencoba untuk fokus pada pertandingan," kata Hayom.

Menurut dia, Ueda kali ini tampil lebih baik karena sejak awal mampu mengontrol jalannya pertandingan, serta tampil lebih percaya diri.

"Dia membuat saya sulit untuk keluar dari tekanan dan saya sudah mencari segala upaya untuk keluar tekanan tersebut, tapi ternyata dia sangat sulit ditaklukkan," katanya.

Sejak games pertama Hayom tampak kesulitan mengembangkan permainan menghadapi Ueda, pemain peringkat 38 dunia yang tampak tampil lebih percaya diri.

Permainan net yang kemudian diakhiri dengan smes keras ke sisi lapangan membuat Hayom semakin keteteran dan tertinggal jauh 11-17.

Ueda semakin percaya diri ketika sudah unggul 19-11 dan tinggal dua angka lagi untuk menyudahi game pertama.

Buruknya kontrol bola Hayom membuat Ueda semakin melaju 20-11, dan akhirnya merebut game pertama dengan skor 21-14 setelah smes Hayom, pemain berusia 22 Oktober 1988 itu terlalu melebar di sisi kanan lapangan.

Beban sebagai pemain yang menjadi penentu nasib Tim Indonesia, membuat Hayom tidak bisa bermain lepas dan sering kali membuat kesalahan sehinga tertingal lebih dulu 2-4 pada game kedua, meski kemudian mampu membuat skor imbang 7-7 dan untuk pertama kalinya memimpin 8-7.

Didukung oleh hanya belasan warga Indonesia, yang sebagian besar adalah mahasiswa di Wuhan, Hayom yang sebelumnya sering ragu-ragu dalam melakukan serangan sehingga dengan mudah dipatahan Ueda, mulai bangkit dan merebut tiga angka secara beruntun untuk memimpin 10-7.

Namun Hayom gagal mempertahankan keunggulan ketika Euda berhasil kembali menyamakan kedudukan 12-12 dan berbalik unggul 16-12.

Kubu Indonesia semakin tegang ketika Ueda sudah unggul 20-19 dan diambang memupus harapan Indonesia lolos ke semifinal untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Para pendukung Indonesia yang hanya terdiri dari belasan mahasiswa yang belajar di Wuhan, serta para ofisial tampak terdiam  ketika akhirnya Ueda benar-benar memupus harapan Indonesia ketika menyudahi game kedua dengan 21-19 dan sekaligus memastikan kemenangan Jepang atas Indonesia dengan skor 3-2.

Dengan kemenangan tersebut, Jepang di semifinal akan bertemu dengan pemenang antara juara bertahan China dan Malaysia.

China diperkirakan tidak akan menemui kesulitan untuk mengatasi Malaysia menyusul cederanya pemain nomor satu dunia Lee Chong Wei akibat terkilir pergelangan kaki kanan saat menghadapi Peter Gade dari Denmark di pertandingan penyisihan sehari sebelumnya.

(T.a032)