Yogyakarta (Antara Jogja) - Penelitian ilmiah merupakan salah satu upaya penting untuk mengurangi risiko bencana alam dalam suatu wilayah, kata Duta Besar Prancis untuk Indonesia Corinne Breuze.
"Penelitian ilmiah merupakan keharusan mutlak agar kebijakan untuk mengurangi kerentanan dapat dirumuskan dan dibagikan ke semua pihak terkait," katanya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia pada seminar "Penelitian Inovatif dan Terintegrasi Terkait Risiko Bencana Alam", Asia khususnya Indonesia merupakan wilayah di dunia yang menghadapi risiko bencana alam paling tinggi baik dari sisi jumlah korban maupun tingkat kerusakan.
"Hal itu karena Asia, lebih spesifik lagi Indonesia, merupakan salah satu wilayah yang paling tidak stabil di dunia dari segi aktivitas gempa bumi, gunung berapi maupun cuaca," katanya .
Ia mengatakan, kondisi itu diperparah oleh faktor manusia di antaranya pertumbuhan penduduk yang tinggi selama beberapa dekade terakhir memusatkan manusia dan kegiatan perekonomian di daerah-daerah yang rentan menghadapi risiko bencana.
"Jangan kita menyerah. Jika melihat tragedi bencana di Haiti atau Jepang telah membuktikan bahwa meskipun risiko bencana tinggi terjadi kita tidak boleh menyerah," katanya.
Ia mencontohkan Jepang dapat menekan banyak korban jiwa ketika bencana gempa berkat pengetahuan ilmiah yang dimiliki.
"Namun, dampak menghancurkan, dalam tragedi pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima membuktikan bahwa kita ternyata tidak pernah cukup mempersiapkan diri dalam pengembangan penelitian tentang dampak risiko bencana," katanya.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM Dwikorita Karnawati mengatakan, ada beberapa persoalan terkait program pengurangan risiko bencana seperti teknologi, sistem peringatan dini bencana hingga anggaran.
Menurut dia, UGM berkomitmen dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui berbagai program yang melibatkan dosen maupun mahasiswa.
"Selain peneliti, UGM juga melibatkan pula mahasiswa melalui kuliah kerja nyata terkait penanganan risiko bencana. Kapasitas intelektual terus didorong sehingga menghasilkan produk-produk penelitian yang bermanfaat," katanya.
(B015)
Berita Lainnya
Banjir dan longsor, 12 desa di Latimojong Luwu, Sulsel, terisolasi
Senin, 6 Mei 2024 5:26 Wib
155 korban banjir di Luwu, Sulsel, mengungsi di masjid
Senin, 6 Mei 2024 5:13 Wib
5.255 jiwa korban erupsi Gunung Riang, Sulut, dievakuasi keluar Pulau Tagulandang
Minggu, 5 Mei 2024 6:45 Wib
Helikopter angkut korban Gunung Ruang, Sulut, yang sakit
Sabtu, 4 Mei 2024 14:29 Wib
Banjir Luwu, Sulsel, telan 14 korban jiwa
Sabtu, 4 Mei 2024 10:59 Wib
Sayur-buah segar dikirim untuk warga korban erupsi Gunung Ruang, Sulut
Jumat, 3 Mei 2024 5:50 Wib
Warga korban erupsi Gunung Ruang, Sulut, BAB berdarah akibat menu makan tak seimbang
Kamis, 2 Mei 2024 20:22 Wib
Dalam tiga hari, warga korban erupsi Gunung Ruang, Sulut, dievakuasi
Kamis, 2 Mei 2024 14:53 Wib