Kulon Progo reklamasi lahan untuk Inpari 19

id panen padi

Kulon Progo reklamasi lahan untuk Inpari 19

Ilustrasi, Petani Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, mulai memanen padi. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta mereklamasi lahan seluas 20 hektare dengan ditanami padi varietas unggul jenis baru Inpari 19.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Selasa, mengatakan reklamisi lahan 20 hektare ini dalam rangka program peningkatan beras nasional (P2BN).

"Dalam program ini petani diberi bantuan dana Rp2 juta per hektare, dan menggunakan pupuk organik. Pupuk organik sangat baik, dan tidak menimbulkan residu," kata Hasto saat mengikuti upacara `wiwitan` panen padi varietas unggul baru Inpari 19.

Menurut dia, pupuk yang tidak organik sebenarnya mengandung residual. Jika masuk ke tubuh manusia, zat tersebut tidak keluar.

Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk tetap menggunakan pupuk organik dari alam sekitar, seperti kotoran sapi, dan daun-daunan.

Ketua Kelompok Tani Gemah Ripah-2 Jemiyo mengatakan kelompoknya sangat mendukung program pemerintah untuk meningkatkan produksi padi dalam rangka ketahanan pangan, dan menggunakan pupuk organik.

"Kami selalu memadukan teknologi modern dan kearifan lokal," kata Jemiyo.

Ia mengatakan hasil panen di lahan reklamasi ini cukup bagus. Kenaikan produksi setelah ada kegiatan reklamasi lahan 2013 ini sebesar 797 kilogram gabah kering panen (gkp) per hektare atau 502 kg beras per kg.

Dari rata-rata hasil ubinan dengan sampel seluas 2,5 meter x 2,5 meter diperoleh hasil untuk varietas Ciherang 6,8 kg atau sama dengan 10.880 kg per hektare gkp, atau 9.030 kg per hektare gabah kering giling (gkg) atau 5.689 kg per hektare beras.

Untuk Varietas Inpari 18 menghasilkan 5,3 kh atau 8.480 kg per hektare gkp, atau 7.038 kg per hektare gkg atau 4.434 kg per hektare beras.

Sementara itu, vairetas Inpari 19 mampu menghasilkan 6,6 kg atau 10.560 kg per hektare gkp, atau 8.764 kg per hektare gkg atau 5.521 kg per hektare beras.

"Reklamasi lahan ini mampu meningkatkan produktivitas tanaman padi. Apalagi ini menggunakan benih varietas unggul yakni Inpari 19," kata dia.

Ia mengatakan untuk mengolah sawah, kelompoknya menggunakan traktor dengan tidak meninggalkan kearifan lokal antara lain dengan bersama-sama dengan anggota lain bekerjasama dan bergotong royong baik dalam penanaman, pengairan, penanggulangan hama dan panen.

Untuk mendukung pemakaian pupuk organik, kata dia, petani mengharapkan unit pengolah pupuk organik untuk memenuhi kebutuhan petani.

Penanggulangan hama seperti tikus, dilakukan secara bergotong royong dengan gropyokan. Untuk penanggulangan hama wereng, dengan terus berkoordinasi dengan penyuluh dan instansi terkait.

Dalam panenan kali ini, Jemiyo menyampaikan rasa syukur, meskipun sempat diserang hama tikus dan wereng, hasil musim panen I ini hasilnya tetap bagus.

"Dengan reklamasi hasilnya bagus meski sempat ada hama," tandas Jemiyo yang menyampaikan bahwa kelompok taninya tetap menjaga tekad dan semangat untuk maju," kata dia.

(KR-STR)