BPBD: kebutuhan dasar masyarakat korban banjir terpenuhi

id dapur umum

BPBD: kebutuhan dasar masyarakat korban banjir terpenuhi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengunjungi dapur umum yang didirikan tidak jauh dari lokasi banjir di Kawasan Rawajati, Jakarta, Rabu (16/1) (Foto Antara)

Bantul (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan kebutuhan dasar masyarakat bagi warga korban banjir akibat cuaca ekstrem beberapa waktu lalu sampai saat ini sudah terpenuhi.

"Kalau terkait dengan kebutuhan dasar masyarakat bagi korban bencana Alhamdulillah sampai saat ini sudah kita penuhi dari pemerintah daerah," kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Kamis.

Kebutuhan dasar masyarakat yang dimaksud diantaranya logistik berupa makanan dan minuman, pakaian layak pakai dan sarana air bersih. Kebutuhan dasar itu diperlukan korban banjir meskipun mereka sudah kembali ke rumah dari lokasi pengungsian.

Selain dari pemda, kata dia, kebutuhan dasar masyarakat itu juga dipenuhi dari para donatur dan relawan bencana baik yang didistribusikan melalui posko induk di BPBD Bantul maupun disampaikan secara langsung ke lokasi terdampak.

"Dan kebutuhan mendesak yang dibutuhkan korban bencana saat ini adalah peralatan dapur dan bahan bangunan dan peralatan rumah tangga lainnya," katanya.

Dwi Daryanto menjelaskan banjir, tanah longsor dan pohon tumbang akibat hujan deras disertai angin kencang dampak badai Siklon Tropis Cempaka 28 November itu mengakibatkan sekitar 9.000 warga Bantul mengungsi.

"Untuk pengungsi karena kejadian itu berlangsung kurang lebih tiga hari, karena pada hari kedua pascabanjir air sudah surut, dan yang masih tergenang tinggal di kecamatan pesisir yaitu Kretek, Sanden dan Srandakan," katanya.

Namun demikian, kata dia, kalau di wilayah yang terdampak banjir terparah yaitu Desa Sriharjo dan Selopamioro Kecamatan Imogiri pada 28 November banjir, namun keesokan harinya atau pada 29 November air sudah surut.

Dwi mengatakan, banjir 28 November 2017 terjadi selama kurang lebih 15 jam, tetapi untuk kerusakan infrastruktur sangat luar biasa, bahkan dia mengibaratkan banjir Bantul seperti tsunami kecil karena arus air di bawah cukup deras.

"Dan yang dibutuhkan masyarakat dengan kondisi di lapangan yang seperti itu adalah recovery, namun upaya recovery tanpa ada bantuan dan uluran tangan dari pemerintah saya yakin pemda tidak akan bisa berbuat apa-apa," katanya.

(T.KR-HRI)