Pemkab rancang anggaran pendidikan terus mengalami penaikan

id siswa

Pemkab rancang anggaran pendidikan terus mengalami penaikan

Ilustrasi siswa sekolah dasar (antaranews.com)

Bantul (Antaranewsjogja) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah merancang anggaran peningkatan mutu pendidikan daerah ini yang terus mengalami penaikan dari tahun ke tahun dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah.

"Pemkab berkomitmen menjaga amanat untuk bisa kembangkan mutu pendidikan untuk mewujudkan itu kita telah merancang sebuah anggaran pendidikan yang selalu naik dari tahun ke tahun," kata Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih di Bantul, Kamis.

Menurut dia, rancangan anggaran pendidikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bantul yang selalu naik sejak 2016 hingga 2021 atau selama periode kepemimpinan bupati dan wakil bupati periode 2016 s.d. 2021.

Wabup mengatakan bahwa contoh anggaran pendidikan yang mengalami penaikan, di antaranya bantuan operasional pendidikan (BOP) yang semula anggarannya masih relatif kecil dan hanya terfokus pada sekolah saja, tetapi pada tahun 2017 BOP telah mengakomodasi seluruh satuan pendidikan di Bantul.

"Kesejahteraan gurunya juga kita tingkatkan sampai memadai. Jika tahun 2016 belum mengakomodasi madrasah, pada tahun 2017 kita sudah akomodasi dengan memberikan honorarium bagi GTT/PTT di lingkungan lembaga pendidikan dalam jumlah signifikan," katanya.

Abdul Halim menyebutkan total anggaran BOP dan insentif guru tidak tetap dan pegawai tidak tetap (GTT/PTT) di lingkungan pendidikan pada tahun 2016 sekitar Rp30 miliar. Maka, pada tahun 2018, ditingkatkan menjadi sebesar Rp87 miliar.

"Pada tahun ini, anggaran pendidikan telah disulap menjadi Rp87 miliar, jadi peningkatan hampir tiga kali lipat dalam kurun waktu 2 tahun. Kenapa kebijakan seperti ini kita ambil? Karena anak-anak Bantul semua sekolah," katanya.

Wabup menyebutkan jumlah penduduk Bantul saat ini hampir mencapai satu juta jiwa yang tersebar di 17 kecamatan, 75 desa, 933 dusun, dan sekitar 8.500 rukun tetangga (RT). Dan dari jumlah itu, semua angka partisipasi sekolah relatif sangat tinggi.

"Hampir 100 persen anak Bantul semua sekolah, kecuali yang tidak dan orang tua yang kurang peduli. Akan tetapi, itu jumlahnya sangat sedikit. Namun, tetap kami dorong terus anak Bantul harus tumbuh menjadi anak cerdas yang memiliki keterampilan, akhlak mulia, dan berkepribadian," katanya.

(KR-HRI)