Mendag: ada persaingan industri di balik larangan ekspor CPO

id mendag,cpo

Mendag: ada persaingan industri di balik larangan ekspor CPO

Pabrik miyak sawit/CPO (Foto Antara)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menduga ada persaingan industri dibalik larangan penggunaan kelapa sawit dan produk turunannya di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. 
   
   "Saya melihat ada persaingan, (karena) memproduksi minyak yang lain, mereka memproduksi 'vegetable oil', ada 'rapeseed oil', yang harganya menjadi lebih mahal karena CPO kita lebih murah. Ini persaingan, persaingan yang tidak sehat," kata Enggartiasto usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres Jakarta, Senin.        

    Mendag pun menilai persoalan yang diutarakan oleh pihak Uni Eropa selalu terkait lingkungan, padahal sebenarnya mereka ingin meningkatkan industri minyak sayur dan "rapeseed oil" dalam negeri mereka.

        "Mereka selalu beralasan dengan lingkungan, 'sustainability'. Kita juga akan ikuti kalau itu dilakukan dengan adil," jelasnya.         

Terkait akan hal itu, Mendag mengatakan pihaknya akan terus bernegosiasi dengan pihak pembuat kebijakan di Uni Eropa.

        Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan pihaknya akan lebih menekankan pada pembentukan kesan positif bagi Uni Eropa.

        "Sekarang itu kan yang terbangun adalah kesan negati terhadap produk sawit. Kalau saling melarang ya pengaruhnya ke kesan negatif. Oleh karena itu arahan Pak Menteri (Enggartiasto) itu supaya kita jangan selalu defensif," katanya.
  
  Oke menjelaskan selama ini pihak Pemerintah selalu "melawan" pernyataan yang dilontarkan oleh pihak Uni Eropa. Sehingga, kini saatnya Pemerintah Indonesia mengedepankan negosiasi untuk memperoleh titik temu dan solusi dari yang dikhawatirkan oleh pihak Uni Eropa.  
    
  "Kalau dulu ceritanya defensif itu disebut 'sawit tidak sehat', kita sebut 'sehat'. Disebut 'sawit deforestasi', kita sebut 'enggak'. Nah, sekarang harus ada langkah berikutnya. 'Playing field'-nya disamakan," ujar Oke.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024