BMKG: Yogyakarta masih berpotensi hujan sedang-ringan

id BMKG

BMKG: Yogyakarta masih berpotensi hujan sedang-ringan

BMKG Yogyakarta (antaranews)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memprediksikan meski telah memasuki fase akhir pancaroba, lima kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakata masih berpotensi diguyur hujan kategori sedang-ringan.

"Potensi hujan kategori ringan-sedang dalam kisaran lokal pada beberapa hari ini masih berpeluang muncul," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Djoko Budiono, di Yogyakarta, Sabtu.

Berdasarkan hasil analisa pola angin di Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, menurut Djoko, potensi hujan sedang-ringan itu disebabkan adanya konvergensi atau pertemuan angin di atas wilayah DIY akibat adanya Eddy (sirkulasi angin tertutup) yang muncul pada bagian barat Sumatera.

Kondisi tersebut, menurut dia, menyebabkan terjadi pembentukan hujan terutama pada sore atau malam hari. "Diprediksi ini tidak akan berlangsung lama," kata dia lagi.

Meski demikian, lanjut dia, potensi cuca ekstrem di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta berangsur menghilang seiring berakhir fase pancaroba dari musim hujan menuju kemarau. "Potensi terjadi cuaca ekstrem sudah akan berkurang kemunculannya," kata dia.

Awal musim kemarau di Daerah Istimewa Yogyakarta diperkirakan terjadi pada akhir April 2018 atau awal Mei 2018.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, awal musim kemarau akan terjadi secara bertahap. Pada dasarian ketiga April, kemarau dimulai pada sebagian besar Kabupaten Gunungkidul, kecuali Kecamatan Gedangsari dan Ngawen bagian utara, serta seluruh wilayah Kabupaten Bantul.

Selain itu, awal kemarau juga terjadi sebagian wilayah Kabupaten Kulon Progo meliputi Temon bagian timur, Kokap bagian timur, Wates, Pengasih, Panjatan, Lendah, Galur, Sentolo, serta Nanggulan.

Adapun paling akhir kemarau terjadi di Pakem bagian utara atau kawasan Gunung Merapi.

"Kami mengimbau masyarakat mulai mempersiapkan diri terkait dengan akan masuk musim kemarau, seperti petani untuk pandai mengatur pola tanam sesuai dengan iklim yang terjadi," kata dia pula.