Pemkab Kulon Progo revitalisasi tujuh pasar rakyat

id Pasar tradisional

Pemkab Kulon Progo revitalisasi tujuh pasar rakyat

Ilustrasi Pasar Tradisional Wates, Kulon Progo. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan merevitalisasi tujuh pasar rakyat supaya berstatus Standar Nasional Indonesia guna meningkatkan daya saing.

Kepala Dinas Perdagangan Kulon Progo Krissutanto di Kulon Progo, Senin mengatakan tujuh pasar rakyat tersebut, yakni Pasar Wates, Pasar Temon, Pasar Bendungan, Pasar Sentolo, Pasar Brosot, Pasar Jagalan.

"Kami menilai pasar-pasar yang ada di Kulon Progo sebelah selatan dan titik-titik jalur menuju NYIA (New Yogyakarta International Airport) ini perlu pemantapan sarana dan prasarana," kata Krissutanto.

Ia mengatakan revitalisasi dan rehabilitasi pasar akan terus berlanjut. Terutama merenovasi bangunan pasar yang masih banjir agar tidak lagi terkesan kumuh dan posisi tempat sampah yang belum sesuai harapan.

"Ke depan, pasar rakyat harus bersaing dengan pusat-pusat perbelanjaan lainnya," katanya.

Ia mengatakan dalam waktu dekat, Disdag akannmemodifikasi Pasar Wates menjadi pasar induk berstandar nasional Indonesia (SNI). Hal itu dilakukan untuk menopang kebutuhan masyarakat luas sekaligus menyambut kehadiran New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Saat ini Pasar Wates masih belum SNI. Disdag akan melakukan modifikasi dengan mempertimbangkan komponen seperti parkiran, tempat sampah, toilet, keamanan, kenyamanan. Menurut dia, luasan pasar mencukupi untuk dilakukan modifikasi.

Ia menilai modifikasi akan membutuhkan detail desain teknis yang baru, sehingga saat ini Disdag mulai berproses mencari referensi dari sejumlah pasar di luar Kulon Progo. Namun desain bangunan akan tetap mengadaptasi sentuhan tradisi atau budaya Kulon Progo.

"Rencananya, kami akan membuat detail desain teknis (DED), termasuk di sana nanti dilihat lagi, seperti apa nanti zonasi dan penambahan lantai. Target kami kira-kira dua tahun terwujud," kata dia.

Menurut dia, Kota Wates sebagai ibu kota kabupaten, ke depan harus memiliki pasar induk, lanjut dia. Lewat modifikasi pasar Wates menjadi pasar induk dan SNI, diharapkan pasar tersebut mampu menjamin ketersediaan kebutuhan pokok, seiring akan terjadinya lonjakan jumlah penduduk dengan adanya NYIA. Bahkan bukan hanya ketersediaan sembilan bahan pokok, melainkan keseluruhan komunitas perdagangan.?

"Itu sebabnya yang ditingkatkan bukan hanya sarpras, sumber daya manusia tapi keseluruhan komunitas perdagangan. Ini harus disikapi, tuntutan," kata dia.

Sementara itu, Ketua Fraksi PKB DPRD Kulon Progo Suharto meminta pemkab memindah Pasar Wates karena sudah tidak representatif menjadi pasar induk dengan lokasi saat ini.

"Pasar Wates perlu diperluas supaya dapat memampung seluruh pedagang dan produk di Kulon Progo," katanya.


(U.KR-STR) 23-04-2018 18:00:07


 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024