Penanganan malaria membutuhkan peran lintas sektor

id nyamuk

Penanganan malaria membutuhkan peran lintas sektor

Ilustrasi (foto penanggulangankrisis.depkes.go.id)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Penanganan kasus malaria di Indonesia membutuhkan peran lintas sektor untuk mencapai tujuan eliminasi malaria pada 2030, kata Perwakilan Indonesia Badan Kesehatan Dunia (WHO) Dr Vinod Bura.

        "Kontribusi bersama dari lebih banyak pemangku kepentingan dan sektor sangatlah penting dalam mencegah dan mengendalikan malaria," katanya di kantor Kementerian Kesehatan Jakarta, Senin.

        Menurut dia, pengendalian malaria tidak bisa hanya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, namun juga kementerian-lembaga terkait lainnya.

        Vinod Bura juga menekankan pentingnya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit malaria. "Anak-anak dan ibu hamil paling rentan terhadap malaria, mereka harus dilindungi," kata dia.

        Dr Bura berpendapat pemerintah telah mengambil langkah yang tepat dalam mengupayakan pengendalian malaria di Indonesia.

         Namun dia mengingatkan tetap harus ada peningkatan upaya untuk mempercepat eliminasi malaria.

    "Jika pemakaian kelambu, penggunaan obat semprot dalam ruangan dan penemuan kasus meningkat, kita dapat menghapus malaria. Juga pengobatan malaria," jelas Vinod Bura.

        WHO mencatat masih ada 216 juta orang terkena malaria pada 2016. Sekitar 7 persen dari jumlah tersebut, yaitu sekitar 15 juta jiwa tinggal di Asia Tenggara. 

    Di kawasan Asia Tenggara disebutkan sekitar 27 ribu orang meninggal karena malaria, sementara kasus kematian secara global sebanyak 445 ribu. 

    Data WHO menyebutkan tren jumlah kesakitan dan kematian karena malaria menurun secara global, namun penurunan tersebut berjalan sangat lambat. 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024