Dinas : dolar naik tingkatkan pendapatan pengusaha ekspor

id ekspor

Dinas : dolar naik tingkatkan pendapatan pengusaha ekspor

Grabah Kasongan Seorang pengrajin gerabah sedang melakukan proses finishing di salah satu Sanggar Fifin keramik Parimin Desa Kasongan, Bantul, D.I.Yogyakarta, Senin (9/10). Turunnya permintaan pasar ekspor dari Malaysia dan Australia tidak membuat usaha gerabah kasongan yang berdiri sejak tahun 80an ini kecil hati karena permintaan di dalam negeri cukup ramai. (Foto ANTARA/Isroviana/ags/17)

Bantul, (Antaranews Jogja) - Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan kenikan nilai tukar dolar Amerika terhadap rupiah saat ini berdampak pada peningkatkan pendapatan pengusaha ekspor atau eksportir.
    
"Kalau dari sisi pendapatan ekspor iya (meningkat), tetapi kalau dari volume yang diekspor tetap sama, kita kan tidak besar-besaran mengimpor tenaga kerja," kata Kepala Dinas Perdagangan Bantul Subiyanta Hadi di Bantul, Selasa.
    
Menurut dia, volume produk yang diekspor ke berbagai negara tujuan tetap sama itu karena produk terutama sektor kerajinan yang dikirim ke luar negeri itemnya tetap sama, sehingga hanya berdampak pada keuntungan.
    
"Jadi (volume) tetap, cuma yang tadinya keuntungannya sekian, maka (setelah dolar naik) naik menjadi sekian, karena pengaruh dari dolar naik, kan kurs semua dolar," katanya.
    
Subiyanto mengatakan, kondisi tersebut tentu berbanding terbalik dengan pengusaha impor atau importir, seperti elektronik itu pendapatannya mengecil, bahkan rugi karena kondisi pelemahan rupiah terhadap dolar itu.
    
"Tetapi memang segala sesuatu yang berkaitan dengan krisis tata niaga itu kita sadari kalau itu menjadi sesuatu yang rugi, sesuatu yang tidak menghasilkan pasti dengan sendirinya berhenti," kata Subiyanta.
     
Ketika disinggung data peningkatan nilai ekspor di Bantul, dia mengatakan, tidak mengetahui persis karena selama ini urusan ekspor dari Bantul langsung ditangani Pemda DIY melalui instansi terkait.
     
"Keweangan ekspor itu ada di DIY, dari kabupaten sebetulnya ekspor lebih pada pendampingan pada promosinya. Tetapi kalau sudah pada seberapa jauh pernak-pernik itu sudah kewenangan provinsi (DIY)," katanya.
     
"Di kita izinnya tidak, maka kalau untuk data ekspor kita selalu minta ke DIY, karena ekspor lanusng daftarnya di DIY. Tetapi hasil evaluasi AKIB dari 2016 sampai sekarang itu tren nilai ekspor kita naik," katanya.