Pengusaha Malioboro mendesak kelengkapan infrastruktur semi pedestrian

id Semi pedestrian, malioboro, infrastruktur,pengusaha

Pengusaha Malioboro mendesak kelengkapan infrastruktur semi pedestrian

Suasana kawasan Malioboro saat uji coba semi pedestrian tiap Selasa Wage (Eka Arifa Rusqiyati)

Yogyakarta (ANTARA) - Pengusaha di kawasan Malioboro  yang tergabung dalam Perkumpulan Pengusaha Malioboro-Ahmad Yani mendesak pemerintah Kota Yogyakarta untuk memenuhi kelengkapan infrastruktur dan daya dukung lingkungan sebelum kawasan tersebut difungsikan sebagai semi pedestrian secara penuh.

“Dalam berbagai uji coba semi pedestrian, misalnya saat Selasa Wage, masih sering ditemukan berbagai masalah di lapangan. Harapannya, saat infrastruktur dan daya dukung belum siap, sebaiknya semi pedestrian jangan dipaksakan,” kata Pembina Perkumpulan Pengusaha Malioboro-Ahmad Yani (PPMAY) Sadana Mulyono di sela audiensi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, sejumlah masalah yang muncul saat uji coba semi pedestrian di antaranya adalah kepadatan baru di ruas jalan di sekitar Malioboro, serta kebutuhan warga yang tidak dapat diakomodasi misalnya sulit masuk ke rumah karena jalan ditutup dan masalah lain.

“Masalah tersebut menunjukkan bahwa  model pengaturan lalu lintas untuk semi pedestrian belum ideal. Bagaimana jika pengaturan lalu lintas tersebut dipaksakan diterapkan setiap hari,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut dia, berbagai masalah yang muncul saat uji coba tersebut perlu diselesaikan terlebih dulu sehingga penerapan kawasan semi pedestrian bisa dijalankan dengan baik sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

Salah satu kebutuhan infrastruktur yang diperlukan untuk penerapan kawasan semi pedestrian adalah tempat parkir yang representatif dengan kapasitas yang memadai.

“Jika tidak ada kantong parkir, pengunjung pun akan enggan datang ke Malioboro,” katanya.

Selain infrastruktur, PPMAY juga mempertanyakan  rencana penataan pedagang kaki lima (PKL) terutama di sisi barat Jalan Malioboro khususnya yang berada di depan toko.

“Bagaimana model penataan yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah. Mudah-mudahan ada komunikasi terkait rencana penataan ini,” katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, Pemerintah Kota Yogyakarta membuka diri untuk menerima masukan dan aspirasi dari seluruh pihak terkait rencana penataan Malioboro sebagai kawasan semi pedestrian.

“Uji coba yang selama ini kami lakukan ditujukan untuk mengetahui masalah apa saja yang muncul dan kemudian dicarikan solusinya. Memang sifatnya baru uji coba dan kami juga berharap pelaksanaan semi pedestrian bisa berjalan dengan baik,” katanya.

Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya mengatakan, dari berbagai masalah yang muncul perlu dilakukan penetapan skala prioritas penyelesaian masalah.

“Dengan demikian, proses penyelesaian masalah bisa lebih fokus. Bukan berarti masalah lain tidak diselesaikan. Misalnya diawali dengan penataan PKL,” katanya.

Proses penataan PKL yang tergabung dalam Paguyuban Tri Dharma dan Pemalni direncanakan dilakukan mulai awal tahun depan. PKL yang rata-rata menjual suvenir tersebut berada di sisi barat Jalan Malioboro.

PKL tidak akan lagi memenuhi lorong di depan toko di sepanjang Jalan Malioboro tetapi saling membelakangi. Saat ini, PKL Pemalni dan Tri Dharma menempati lorong di depan toko dalam posisi saling berhadapan.

Nantinya, PKL Pemalni akan digeser membelakangi PKL Tri Dharma sehingga menghadap langsung ke pedestrian. Luas lahan untuk PKL disesuaikan dengan aturan yang berlaku.

 

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024