Pemkab evaluasi kemacetan di jalur Parangtritis

id Arus wisatawan Parangtritis

Pemkab evaluasi kemacetan di jalur Parangtritis

Kepadatan arus lalu lintas kendaraan wisatawan di gerbang Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Induk Parangtritis, Bantul, DIY saat liburan (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Evaluasi secara keseluruhan dari sisi pendapatan ada peningkatan, juga peningkatan kinerja teman-teman di lapangan, namun ada satu hal yang dalam arti kondisi tidak bisa dicegah, yaitu penumpukan kendaraan di sekitar TPR.
Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan bahwa kemacetan arus wisatawan di jalur sekitar gerbang masuk wisata Pantai Parangtritis saat libur Tahun Baru 2020 menjadi bahan evaluasi agar ke depan tidak terulang.

Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, Selasa, mengatakan, selama libur Tahun Baru 2020, terjadi lonjakan pengunjung ke objek wisata Pantai Parangtritis, meski berdampak pada peningkatan pendapatan, namun diakui sempat terjadi kemacetan di jalur masuk wisata itu.

"Evaluasi secara keseluruhan dari sisi pendapatan ada peningkatan, juga peningkatan kinerja teman-teman di lapangan, namun ada satu hal yang dalam arti kondisi tidak bisa dicegah, yaitu penumpukan kendaraan di sekitar TPR," katanya.

Baca juga: Bawaslu akan kawal pemutakhiran data pemilih sejak pembentukan pantarlih

Menurut dia, penumpukan kendaraan di sekitar tempat pemungutan retribusi (TPR) Pantai Parangtritis terutama saat libur 1 Januari 2020 disebabkan adanya gelombang arus wisatawan yang ke luar dan masuk pada jam-jam sama.

"Karena wisatawan tahun baru yang nginep di kawasan Parangtritis sekitar pukul 10.00 WIB harus keluar dari penginapan sehingga terjadi arus wisatawan balik, sementara arus pengunjung masuk wisata pada sekitar pukul 09.00 sampai 10.00 WIB padat," katanya.

Dia mengatakan, karena itu arus wisatawan yang hendak masuk wisata Parangtritis digratiskan atau tidak diberhentikan di TPR wisata untuk membeli karcis, bahkan diakui kebijakan meloloskan wisatawan itu berlangsung sekitar satu jam.

"Karena kondisi itu tidak bisa kita prediksi, meski jalur sudah direkayasa lalu lintas-nya oleh kepolisian tetap akhirnya kendaraan 'tumplek' (menumpuk), bahkan lalu lintas dua arah di jembatan (utara TPR) padat," katanya.

Baca juga: Mayoritas BUMDes di Bantul belum sehat

Dia mengatakan, karena kondisi tersebut, Bupati menyarankan ke depan saat libur hari besar, libur Lebaran dan sekolah dan sebagainya kendaraan wisatawan roda empat, selain bus pariwisata yang menuju pantai dialihkan lewat sempalan Pundong.

"Jadi yang boleh lurus hanya bus dan kendaraan roda dua, karena kalau roda empat tidak dipecah di pintu masuk akan macet, sehingga kemarin saran Bupati menurut saya sangat solutif dan bisa diterapkan secara efektif," katanya.

Namun demikian, kata dia, dalam melakukan pengalihan arus tersebut, tentunya harus ada koordinasi yang lebih baik dengan instansi terkait yaitu kepolisian resor (polres) dan Dinas Perhubungan (Dishub), sehingga harapannya bisa menjadi solusi ke depan.

"Kalau evaluasi di pelayanan mudah-mudahan ada metode untuk arus lalu lintas diarahkan melalui sempalan Pundong bagi kendaraan roda empat atau besar. Kecuali bus dan motor boleh melaju ke selatan, itu solusi," katanya.
Baca juga: Dinkes Bantul: ada 67 kasus leptospirosis selama 2019
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024